Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina menuding Israel sebagai pihak yang bertanggung jawab atas batalnya waktu tambahan gencatan senjata di Jalur Gaza, setelah para delegasi negara Yahudi tersebut mempermainkan upaya serius utusan Palestina di Kairo.
Dalam pernyataannya hari Jum’at (08/08) kemarin, Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina mengatakan “apa yang kita ajukan sesuai dengan tuntutan warga Palestina di Gaza dan tidak dapat ditawar lagi baik dari segi politik maupun kemanusiaan. Ini dimaksudkan agar menjamin hak warga Palestina di Jalur Gaza untuk hidup normal, bermartabat dan aman setelah apa yang telah dihancurkan Israel dalam agresi brutalnya.”
Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina menganggap bahwa kerasnya penolakan Tel Aviv terhadap tuntutan warga Palestina adalah hak mereka yang sah.
Sementara itu seperti dilansir surat kabar itu Ma’ariv Israel menyatakan bahwa Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Moshe Yaalon telah mengeluarkan perintah kepada tentara militer untuk melanjutkan pemboman di Jalur Gaza.
Tercatat pasca berakhirnya waktu gencatan senjata 72 jam hari Jum’at pukul 08.00 pagi, satu anak Palestina dan 6 lainnya terluka setelah pesawat tempur Israel membombardir wilayah Timur Jalur Gaza. (Dostor/Ram)