Delegasi berjumlah besar dari Parlemen Eropa akan melakukan kunjungan ke Gaza, Rabu besok, melalui pintu perbatasan Rafah-Mesir, ujar Hamid Sha’ath, Ketua Komite Anti Blokade. Para anggota perlemen Eropa itu, bertujuan ingin melihat dari dekat kondisi rakyat Palestina, pasca invasi militer yang dilakukan Israel, Januari lalu.
Mereka yang akan berkunjung ke Gaza itu, terdiri dari 41 anggota Parlemen Uni Eropa, dan 15 walikota yang mewakili sejumlah negara Uni Eropa. Delegasi yang berkunjung ke Gaza itu, dipimpin oleh Louisa Morgantini, Wakil Presiden Parlemen Uni Eropa. Ini merupakan kunjungan anggota perlemen Uni Eropa yang terbesar sejak pecahnya konflik di Palestina.
Israel melancarkan serangan militer ke Gaza 27 Desember , dan bersifat massive, yang mengakibatkan tewasnya 1300 pendudu Gaza, dan sepertiga korban adalah anak-anak, dan mengakibatkan 5300 penduduk yang luka-luka. Rejim Zionis-Israel juga menjadikan target rumah sakit, sekolah, masjid, bangunan pemerintah, menghancurkan seluruh sistem infrastruktur di Gaza, dan penduduk Gaza hidup tanpa listrik, gas dan minyak. Semuanya, itu akibat kekejian dari rejim Israel, yang tanpa memiliki rasa kemanusiaan. Gaza yang dikuasai Hamas telah diisolasi total oleh Israel, sejak pemerintahan Hamas mengambil alih seluruh Gaza tahun 2007.
Kini rakyat Gaza tida dapat bepergian karena seluruh akses keluar telah ditutup oleh Israel dan Mesir, dan tidak mengizinkan penduduk Gaza melakukan bepergian ke luar dari Gaza. Inilah kekejaman paling biadab dimuka bumi ini,yang dilakukan Israel, yang mengaku negara paling demokratis di Timur Tengah.
Penduduk Gaza menghadapi pengepungan luar biasa yang dilakukan Israel. Dalam waktu yang panjang. Mereka hidup seperti di penjara. Dan, tidak dapat bergerak kema-mana. Artinya, rejim Zionis Israel telah menghancurkan dan membunuh hidup-hidup rakyat Gaza. Meskipun, ada gerakan protes yang dilakukan kaum muslimin di seluruh dunia, tapi Israel tetap tidak bergeming.
Sekarang penduduk Gaza mengandalkan hubungan keluar hanya dengna mengandalkan terowongan yang mereka bangun, dan itupun sudah banyak yang dihancurkan Israel, karena dicurigai menjadi tempat penyelundupan senjata. Perbatasan Rafah dijaga sangat ketat oleh pasukan Mesir, Israel, dan AS, yang tidak meninginkan apapun masuk ke Gaza. (m/wb)