Hari kedua Kongres Organisasi al-Fatah yang berlangsung di kota tua Bethlehem, diantara delegasi yang hadhir menuntut dilakukannya penyelidikan atas kematian Arafat. Kematian pemipin Palestina Yaser Arafat di tahun 2004 itu, mendapatka perhatian para delegasi kongres. Sebelumnya, mantan Menlu Palestina Farouk Qaddumi, yang menjadi Sekjen Organisasi Fatah, serta Ketua Biro Pust Fatah telah mengungkapkan, bahwa kematian Yaser Arafat itu, tak lain hasil konspirasi antara Mahmud Abbas, Mohammad Dahlan, dan Ariel Sharon.
Kematian Arafat dan pemilihan delegasi Fatah yang baru menjadi agenda utama dalam kongres itu. Di kota Bethlehem, kenderaan mewah dari berbagai jenis, penuh sesak yang digunakan para pemimpin Fatah,seperti Mercy, BMW, dan berbagai jenis mobil buatan Eropa dan Amerika. Kongres yang berlangsung itu, tidaklah mencerminkan kondisi Organisasi itu,yang sebenarnya dan sedang terpuruk.
Di hari kedua kongres itu, para delegasi mulai menyuarakan tuntutan yang menilai para pemimpin Fatah tidak serius dan tidak ada perhatian atas kematian pemimpin Fatah, Yaser Arafat. Mereka menuntut segera dilakukan penyelidikan atas kematian Arafat, yang sampai sekarang kematiannya sangat misterius. Di tengah-tengah kontroversi diantara delegasi yang hadhir itu, tokoh senior Fatah, Farouk Qaddumi menuduh Mahmud Abbas harus bertanggung jawab atas kematian Presiden Palestina, Yaser Arafat.
Kongres itu juga membahas tentang cara melakukan pemilihan anggota delegasi baru, di mana menurut seorang utusan, para utusan dari Gaza, dihalang-halangi oleh Hamas untuk hadhir dalam kongres itu. Kongres Fatah yang keenam ini, juga menghadapi persoalan yang serius dari kalangan Fatah sendiri, di mana fihak Otoritas Palestina telah menahan 1000 anggota Hamas yang berada di Tepi Barat.
“Atas nama para syuhada dan Yerusalem, ibukota Palestina, kami di sini membuka kongres yang keenam gerakan kami, al-Fatah”, sambut Ahmad Query, salah satu kandidat yang akan menggantikan Abbas. Sementara itu, Abbas menegaskan gerakan Fatah adalah bagian dari Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), dan perjuangan nasional rakyat Palestina. Namun, nampaknya usaha-usaha ingin membangkitkan kembali al-Fatah seperti mengangkat batang yang terendam. Karena, sebagian pemimpinnya sudah masuk ‘perangkap’ kepentingan Israel dan AS.
Jadi, kongres yang sekarang sedang berlangsung itu, seperti hanya ingin menunjukkan kepada dunia luar, bahwa Fatah masih eksis dan mempunyai pengaruh. Tapi, kenyataannya Fatah sudah kehilangan pengaruh sejak kekuatan politik itu, tidak lagi berdiri kepada kepentingan rakyat Palestina, tapi lebih mengikuti jalan yang diinginkan Israel dan AS. Justru gerakan Fatah bukan untuk menghadapi Israel, tapi sekarang gerakan Fatah ini, digunakan untuk mengeliminir kekuatan Hamas,yang menjadi musuh Israel dan AS. (m/ydt)