Eramuslim – Badan PBB yang mendukung pengungsi Palestina, UNRWA mengatakan bahwa sekolah-sekolah dan pusat kesehatan bagi pengungsi Palestina kini beresiko berhenti operasi.
Hal ini dikarenakan Amerika Serikat yang mencabut dukungan dana bagi UNRWA dan adanya kesenjangan pendanaan sebesar 185 juta dolar AS yang diperlukan untuk tetap beroperasi sampai akhir tahun.
“Saat ini kami memiliki uang di bank, namun hanya akan bertahan paling tidak sampai pertengahan Oktober,” kata komisaris jenderal UNRWA Pierre Krahenbuhl di New York, di mana para pemimpin dunia tengah menghadiri Sidang Umum PBB tahunan.
“Tetapi jelas bahwa kita masih membutuhkan sekitar 185 juta dolar AS untuk dapat memastikan bahwa semua layanan kami, sistem pendidikan, perawatan kesehatan, bantuan dan layanan sosial dan pekerjaan darurat kami di Suriah dan Gaza secara khusus dapat berlanjut hingga akhir tahun,” Kata Krahenbuhl seperti dimuat Reuters.
Sementara itu di Jalur Gaza, para pekerja UNRWA melakukan Aksi mogok massal pada hari Senin (24/9) kemarin sebagai bentuk protes mereka atas pengurangan dana bantuan bagi para pengungsi serta pemecatan ratusan pegawainya.
Aksi mogok dilakukan di sekolah-sekolah dan yayasan yang berada dibawah badan PBB untuk urusan pengungsi Palestina UNRWA di Jalur Gaza.