Barangkali benar, jika Israel tidak kenal bahasa lembut dan bahasa perdamaian, melainkan hanya mengenal bahasa kekerasan dan peperangan. Satu hari kemarin, Zionis Israel kembali membantai penduduk sipil Palestina. Bahkan dalam 24 jam terakhir, tercatat 6 orang Muslim Palestina gugur akibat serangan militer agresor Israel ke wilayah Tepi Barat dan Jalur Ghaza. Dua orang pejuang Palestina gugur dalam serangan ini. Salah satunya komandan Unit Al-Quds, yang merupakan sayap militer Jihad Islami. Pagi hari Senin (20/2), di kota Nablus yang terletak di sisi utara Tepi Barat mereka membalas serangan Israel yang mengepung kota dan melakukan serangan.
Sejumlah sumber Palestina menyebutkan bahwa pasukan Israel memang kerap melancarkan serangan militer secara luas di kota Nablus sepanjang satu setengah tahun terakhir. Serangan-serangan itu umumnya disertai puluhan tank dan pemboman membabi buta. Mereka juga melakukan pengepungan terhadap puluhan rumah, sebagiannya dijadikan pos pertahanan tentara Israel sebelum mereka melakukan kontak senjata dengan kelompok pejuang Palestina. Dalam tragedi kemarin, salah satu pemimpin unit perlawanan Al-Quds, Ahmad Mathif Abu Syarkh (29) gugur dan rekannya Amjad Naefa juga gugur saat melawan serangan Israel. Sejumlah penduduk sipil turut terluka dalam insiden tembak menembak dan pemboman ini.
Israel disebutkan melakukan penangkapan masal terhadap 20 orang penduduk Palestina dalam aksi serangan ke puluhan rumah di sejumlah tempat terpisah di Tepi Barat. Keduapuluh orang tahanan itu lalu dibawa pergi ke tempat yang tidak diketahui.
Aksi militer Israel ini terjadi setelah sejumlah tentara Israel menembakkan senjata ke sejumlah penduduk Palestina yang melempari mereka dengan batu pada siang hari Ahad (19/2). Tembakan itu menewskan Ibrahim Syaikh Ali (17) dan Muhammad Nathur (17), di samping 13 orang warga yang terluka. Selanjutnya, helikopter apache buatan AS datang ke lokasi tersebut dengan dalih mengejar para aktifis pejuang Palestina yang dituduh telah meletakkan bom mobil di sebuah jalan kota Khan Yunis, yang dilewati pasukan Israel. Serangan helikopter ini menewaskan dua orang pemuda, yakni Bilal Najjar (19) dan Osamah Braish (20).
Serangan demi serangan Israel juga terjadi bersamaan ketika PM Israel Ehud Olmart menyebut bahwa pemerintah Palestina kini dikuasai oleh penguasa teroris. Dan karenanya Israel tidak akan menerima kepemimpinan Hamas dalam pemerintahan Palestina. “Israel tidak akan mengalah pada teroris. Israel akan terus menentangnya dengan kekuatan formal,” ujar Olmart. (na-str/iol)