Pesan Carter: Libatkan Hamas dalam Upaya Perdamaian

Mantan Presiden AS yang belakangan menaruh perhatian besar pada konflik Israel-Palestina, Jimmy Carter mengatakan, perdamaian di Timur Tengah yang saat ini sedang diupayakan oleh sejumlah negara tidak akan berhasil tanpa melibatkan Hamas.

Dalam wawancara dengan NBC, Senin (26/1), Carter mengatakan bahwa Hamas adalah kelompok yang bisa dipercaya dan tidak pernah mengingkari komitmen yang telah dibuatnya. Carter memberi contoh dalam gencatan senjata dengan Israel selama enam bulan kemarin, Hamas  tidak pernah melanggar kesepakatan itu.

Carter juga mengungkapkan bahwa para pemimpin Hamas di Damaskus dan Gaza menyatakan padanya bahwa Hamas akan menghormati kesepakatan dengan otoritas Palestina Mahmoud Abbas dan Israel, asalkan kesepakatan itu didukung oleh publik Palestina lewat referendum.

Carter mengatakan, Israel punya dua pilihan, pilihan pertama adalah solusi satu negara, solusi ini berarti kehancuran bagi Israel karena hanya akan ada satu negara yang berdiri yaitu negara Palestina. Solusi kedua adalah solusi dua negara, dimana berdiri negara Israel dan negara Palestina yang saling berdampingan. Solusi dua negara ini yang lebih mendapatkan dukungan publik Israel dan sekutu-sekutunya seperti AS dan sejumlah negara Barat lainnya.

Carter mengakui belum ada kemajuan dalam upaya menciptakan perdamaian antara Israel-Palestina. "Tapi saya melihat masa-masa yang unik bagi munculnya sebuah harapan, dan bukan sebuah keputusasaan," kata Carter.

Menurut Carter, ada kesesuaian antara berbagai upaya yang berkaitan dengan konflik Israel-Palestina, mulai dari resolusi PBB, kesepakatan Camp David di Oslo, kebijakan pemerintah AS yang baru saja diumumkan pada publik, aturan Jenewa, tujuan Peta Jalan Damai yang dimotori tim kwartet serta usulan-usulan yang diajukan oleh negara-negara Arab, yang semuan mengusulkan rekonsiliasi dengan Israel.

Carter, sepertinya lupa dengan pernyataan presiden baru AS Barack Obama yang tetap bersikeras melindungi Israel dari ancaman pejuang Palestina semacam Hamas yang dinilai telah membayakan Israel dengan roket-roketnya. Juga pernyataan negara-negara Arab dalam pertemuan di Doha kemarin, yang menyerukan agar negara-negara Arab mengkaji ulang usulannya untuk melakukan rekonsiliasi dengan Israel.

Carter hari Minggu kemarin melakukan pertemuan dengan utusan Obama untuk urusan Timur Tengah, George Mitchell. Ia menyatakan tidak yakin Obama bersedia bicara langsung dengan Hamas, tapi ia yakin Micthell akan melakukannya.

"Tidak akan ada perdamaian di Timur Tengah tanpa melibatkan Hamas," tukas Carter.

Pernyataan yang tidak berlebihan, mengingat Hamas menjadi pemenang pemilu di Palestina, itu artinya mayoritas rakyat Palestina memilih dan percaya pada Hamas. Yang jadi persoalan, negara-negara sekutu Israel seperti AS menolak mengakui kemenangan Hamas yang syah, hanya karena Hamas menolak mengakui eksistensi Israel yang selama puluhan tahun menjajah dan menindas rakyat Palestina. (ln/prtv)