Presiden AS George Bush dan PM Israel Ehud Olmert bertemu di Gedung Putih. Wajah keduanya sangat sumringah. Mereka tampak bersukacita dengan perkembangan terakhir di Palestina.
Pada pertemuan hari Selasa (19/6) keduanya juga menyatakan dukungan kuat kepada Presiden Palestina Mahmud Abbas dan kabinet darurat yang dibentuknya, pimpinan Salem Fayad. Kedua tokoh yang banyak dituding berada di balik kekerasan yang ada di Palestina ini yakin, inilah saat yang tepat bagi Israel untuk mengembangkan kembali wacana keabsahan penjajah Israel di Palestina.
Bush berharap pihaknya bisa bertemu segera dengan Presiden Abbas dan PM kabinet darurat Salem Fayad dalam waktu dekat, “untuk mendukung keduanya memimpin Palestina dengan arah yang berbeda dari Hamas.”
Abbas yang telah membubarkan kabinet PM Ismail Haniyah dari Hamas mendapat dukungan penuh dari AS dan Israel, dan keduanya mempunyai strategi bersama untuk memberangus Hamas dari Ghaza.
Olmert yang disambut oleh Bush di Gedung Putih mengatakan, “Saya ingin mendukung arus moderat dan bekerjasama dengan Abbas. Saya juga siap berdialog dengannya. ” Ia lalu mengatakan keharusan Abbas untuk memberi batas terhadap gerakan yang disebutnya arus ekstrimis. Tidak lain yang dimaksudkan Olmert adalah Hamas, yang memenangkan pemilu secara demokratis namun dibubarkan oleh Abbas secara sepihak.
Sementara itu, Nabil Abu Rudaina, jubir Presiden Palestina mengatakan, ada kesempatan besar untuk membuka dialog intensif dengan Zionis Israel, guna membumikan proyek Peta Jalan Damai yang mandeg selama Hamas berkuasa. Terlebih lagi, katanya, saat ini pihak Presiden Palestina telah memutuskan semua jalur dialog dengan Hamas. (na-str/pic)