Agresi brutal Israel ke Jalur Gaza selama 22 hari menyebabkan kehancuran yang luar biasa. Biro Pusat Statitstik Palestina mempekirakan kerugian materil yang diderita warga Gaza mencapai 1,9 milyar dollar.
Kepala Biro Pusat Statistik Palestina Dr. Loai Shabana mengungkapkan, berdasarkan data tahun 2007 terdapat 147.437 gedung dan fasilitas bangunan di Jalur Gaza dan 14 persen dari jumlah gedung itu rusak total atau sebagian hancur akibat bombardir Israel yang berlangsung terus menerus selama tiga minggu. Selain kehancuran fisik, sekitar 1.305 warga Gaza gugur syahid dan 5.400 orang luka-luka
Situasi Jalur Gaza saat ini, kata Dr. Shabana sudah menjadi area bencana dan ribuan warga Gaza membutuhkan bantuan kemanusiaan mendesak, terutama mereka yang kehilangan tempat tinggalnya. Dr Shabana memprediksi, biaya yang dibutuhkan untuk membangun dan merehabilitas Jalur Gaza mencapai 31.5 juta dollar setiap tahun.
Hamas Makin Kuat dan Populer
Anggota Parlemen Palestina Mona Mansur dalam pernyataannya mengatakan bahwa Israel berhasil menghancurkan apa saja yang ada di Jalur Gaza, termasuk membantai warga sipil kecuali perlawanan rakyat Palestina. Ia mengingatkan, bahwa kekejian yang dilakukan Israel di Jalur Gaza tidak akan menjadi yang terakhir melihat sejarah Israel yang penuh dengan pembataian terhadap rakyat Palestina.
Dalam pernyataannya, Mansur menegaskan, pembantaian Israel di Gaza adalah pesan yang sangat jelas bagi bangsa Arab dan dunia untuk tidak lagi bersikap diam. Mansur mendesak negara-negara Arab dan Muslim untuk melakukan normalisasi dan menentukan strategi damai diantara negara-negara Arab serta mempertimbangkan kembali posisi mereka terhadap Israel.
Mansur juga mengatakan bahwa ia sudah mengirimkan surat ke negara-negara Arab, pemimpin Islam dan parlemen Eropa yang isinya meminta kejelasan sikap mereka atas tragedi di Gaza dan mengingatkan mereka akan tanggung jawab terhadap warga Gaza.
Sementara itu, Dr. Amr Hamzawy, seorang peneliti senior di institut perdamaian di Washington mengatakan, agresi Israel ke Gaza membuat Hamas makin kuat dan makin populer. Namun ia mengaku masih ragu, apakah pemerintahan baru AS yang dipimpin Barack Obama nanti mau berkomunikasi dengan Hamas sebagai gerakan politik yang populer dan kuat di Palestina, mengingat sejumlah politisi dalam kabinet Obama adalah para pendukung buta Israel.
"Mereka akan menunjukkan simpatinya yang besar pada Israel. Misalnya Hillary Clinton yang dipilih Obama sebagai menteri luar negeri, adalah politisi yang mewakili kota New York, kota lobi Yahudi Zionis," ujar Dr. Hamzawy.
Berbicara dalam sebuah panel diskusi tentang pemerintahan baru Amerika yang diselenggarakan sindikasi doktor Mesir hari Minggu kemarin, Dr Hamzawy mengatakan, selayaknya pemerintahan Obama tidak mengabaikan eksistensi Hamas di Palestina. Ia juga menyatakan yakin bahwa AS akan memainkan peranan dalam upaya mempertahankan gencatan senjata antara Israel di Gaza.
Simpati Rakyat Pakistan
Simpati masyarakat dunia terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza terus mengalir. Ratusan ribu rakyat Pakistan di Karachi, hari Senin kemarin tumpah ruah ke jalan menggelar aksi anti-Israel. Aksi tersebut merupakan aksi anti-Israel terbesar di Pakistan yang dikordinir oleh Jamaat-e-Islami, koalisi partai Islam di Pakistan.
Kumpulan massa terlihat memenuhi jalan mulai dari Tibet Center sampai ke Mazar-e-Quaid, mereka membawa bendera, spanduk dan meneriakan slogan pro-Hamas dan slogan anti-Israel. Massa juga membakar boneka bermuka Bush dan Olmert (PM Israel), melempari gambar keduanya dengan sepatu dan membawa keranda yang menggambarkan anak-anak Palestina menjadi korban kebiadaban Israel.
Spanduk-spanduk yang dibawa massa bertuliskan "Down with Israel and America", "Death to Israel", "We are Hamas" dan tulisan-tulisan lainnya.
Dalam orasinya, tokoh Muslim Pakistan Qazi Hussain Ahmad mengecam negara-negara Arab termasuk pemerintah Pakistan dan PBB yang lagi-lagi menunjukkan sikap berpihak pada Amerika dan Israel. Ia mendesak pemerintah Mesir membuka perbatasan untuk menyelamatkan warga Gaza.
"Umat Islam jangan bergantung lagi pada PBB yang cuma menjadi alat negara-negara Barat yang ingin menentang negara-negara Muslim," tukas Ahmad.
Ia juga menyerukan rakyat Pakistan untuk mendukung perjuangan Hamas di Palestina. "Ketika AS dengan terbuka memberikan senjata pada Israel untuk melakukan genosida lewat terorisme negara, atas dasar hukum dan moral, jangan hentikan dukungan pada Hamas," tandasnya. (ln/pif)