“Pemerintah (penjajah) Israel mengatakan gedung itu berisi aset intelijen militer Hamas. Kami telah meminta pemerintah (penjajah) Israel menyertakan bukti. Biro AP telah berada di gedung ini selama 15 tahun. Kami tidak memiliki indikasi Hamas ada atau aktif di gedung tersebut. Ini adalah sesuatu yang secara aktif kami periksa sesuai kemampuan terbaik kami. Kami tidak akan pernah secara sadar membahayakan jurnalis kami,” jelasnya.
Pruitt mengatakan pihaknya telah mengevakuasi seluruh staf AP sebelum serangan.
“Ini merupakan perkembangan yang menggelisahkan,” ujar Pruitt.
“Kami nyaris menghindari kematian yang mengerikan. Belasan jurnalis AP dan freelancer berada di dalam gedung dan bersyukur kami bisa mengevakuasi mereka saat itu. Dunia akan lebih sedikit mengetahui apa yang sedang terjadi di Gaza karena apa yang terjadi hari ini.”
Kepala biro Al Jazeera Yerusalem, Walid al-Omari, mengatakan Israel telah memutuskan “tidak hanya menabur kehancuran dan pembunuhan, tapi juga membungkam mereka yang menyiarkannya.”
Israel telah menyerang ratusan bangunan di Jalur Gaza, termasuk beberapa gedung sebagai balasan serangan roket yang diluncurkan Hamas sejak Senin. Militer Israel selalu berdalih pihaknya menargetkan aset Hamas dan kelompok milisi lainnya.
Pada Sabtu, 139 warga Gaza tewas, termasuk puluhan anak-anak, dan diperkirakan lebih dari 1.000 orang terluka, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. Hamas dan Jihad Islam mengonfirmasi 20 kematian anggotanya.[merdeka]