Sebuah rekaman video yang beredar memperlihatkan seorang bocah Palestina berusia 5 tahun yang menyaksikan tentara Israel menyeret ayahnya pergi.
Bocah Palestina yang diidentifikasi sebagai Khalid Jabari melihat polisi Israel menangkap ayahnya yang bernama Fadil pada hari Selasa ini (3/8) di kampung halaman mereka Bakkah, kota Tepi Barat al-Khalil (Hebron), menurut laporan Reuters.
Dengan berjalan bertelanjang kaki, Khalid berteriak-teriak memanggil ayahnya, memohon para tentara Israel untuk tidak membawa ayahnya pergi.
Tentara Israel telah mencabut pipa irigasi dalam beberapa tahun di perkebunan anggur dan ladang sayur di Bakkah, selain itu mereka juga menangkap petani dan menahan beberapa warga Palestina, termasuk ayah Khalid yang bernama Fadil atas tuduhan mencuri air dari pemukiman Yahudi Kiryat Arba.
Manajer Pertahanan Anak Internasional di al-Khalil mengatakan bahwa bocah palestina tersebut berpikir bahwa ayahnya dibawa pergi oleh tentara Israel, tak akan pernah kembali lagi.
"Saat ini kami sedang mencari organisasi-organisasi yang aktif dalam bidang kejiwaan yang dapat menawarkan bantuan psikologis untuk anak yang menyaksikan penangkapan ayahnya. Dan saya berpikir … bahwa anak ini tidak memahami konsep tentang penangkapan. … Saya kira anak itu berpikir bahwa ayahnya meninggalkannya dan tidak akan kembali, "kata Hasyim Abu Maria.
Penangkapan itu datang sementara warga Palestina di wilayah tersebut mengatakan bahwa mereka memiliki dokumen untuk membuktikan bahwa mereka terdaftar di bawah Otoritas Air Palestina dan mereka membayar untuk air yang mereka gunakan untuk mengairi sawah mereka.
"Tanah ini adalah sumber penghasilan kami dan merupakan penyebab perjuangan kami terhadap pendudukan sejak hari pertama pendudukan zionis… Kami tidak memiliki kesempatan kerja lain sedangkan pengangguran mencapai lebih dari 40 persen di wilayah-wilayah yang diduduki Israel. Kami tidak mempunyai kesempatan pekerjaan lain kecuali tanah tempat kami hidup dan mengolahnya dengan semua uang yang kami miliki," kata Badran Jabir, kakenya Khalid.
Keluarga Khalid mengatakan bahwa ini adalah kedua kalinya dalam satu bulan pasukan Israel telah mencabut pipa irigasi dikebun mereka, yang biayanya sangat mahal.
"Apa hak mereka harus melakukan semua ini?? Ini tanah kami, rumah kami dan bangsa kami, ini adalah milik kami. Kami hidup di sini, kami dilahirkan di sini, dan kami ingin mati di sini. Biarkan mereka melakukan apa yang mereka inginkan, kami tidak bisa melakukan apa-apa lagi," kata nenek Khalid.(fq/prtv)