Semakin memburuknya kondisi perekonomian di wilayah Jalur Gaza sejak digulingkannya Presiden Muhammad Mursi, menjadikan penduduk Gaza pada Hari Raya Ied Adha Tahun ini enggan untuk membeli hewan qurban.
Menurut pakar ekonomi Palestina, Dr Maher At Tiba’, “kondisi perekonomian yang semakin memburuk akibat blokade penjajah Israel dan penutupan perlitasan Rafah oleh pihak Mesir, menjadikan adanya keengganan warga Gaza untuk membeli hewan kurban pada Hara Raya Ied Adha tahun ini, sebagai dampak dari berhentinya beberapa kegiatan ekonomi di Jalur Gaza.”
Dalam wawancara dengan Aljazeera, Dr Maher menjelaskan “hilangnya banyak mata pencarian warga dan bisnis mereka, serta ditambah meningkatkannya angka pengangguran dan rendahnya kegiatan produktivitas, menyebabkan penurunan drastis pendapatan warga Gaza.”
Dr Maher menambahkan bahwa “harga hewan Qurban dalam lima tahun terakhir yang mengalami kenaikan 100 %, dan ditambah kenaikan harga barang sebesar 30-50 %, tidak di imbangai oleh kenaikan gaji warga Gaza akibat dari blokade yang dilakukan Israel.”
Kondisi ini juga di benarkan oleh pedagang hewan qurban asal Gaza, Abu Ibrahim. Menurutnya “kondisi ekonomi yang sulit dan ditambah adanya prioritas baru yang mendesak dalam hidup, menjadikan warga Gaza berpikir ulang untuk membeli hewan qurban.”
Mahalnya harga hewan qurba di wilayah Jalur Gaza pada tahun ini mencapai sekitar 500 dolar Amerika Serikat per satu kambing atau domba, menjadi salah satu penyebab sedikitnya warga Gaza yang akan melakukan qurban. (Aljazeera/Zhd)