Pusat Studi tahanan Palestina menyatakan bahwa pihak administrasi penjara pendudukan Zionis Israel telah memaksa para tawanan Palestina keluar pada pukul 1 siang (waktu istirahat), tanpa memperhitungkan panas tinggi selama bulan suci Ramadhan, khususnya di penjara-penjara di gurun pasir Negef .
Salah seorang tawanan bernama Tawfiq Abu Naim menyatakan bahwa para tahanan telah menuntut agar sipir penjara untuk menunda selama dua jam waktu istirahat diluar sel tahanan untuk memotong panas matahari, tetapi pihak administrasi penjara Israel menolak permintaan ini.
Sementara itu, Direktur Pusat Studi tahanan Rafat Hamduna mengatakan bahwa pihak administrasi penjara pendudukan Israel telah melecehkan tahanan muslim, terutama dalam hal ibadah, seperti shalat Tarawih, dan mereka juga dipaksa untuk berdiri ketika saat membaca Alquran.
Dia menekankan bahwa harus ada solidaritas yang serius dari lembaga-lembaga HAM untuk menghentikan praktek-praktek tidak manusiawi yang dilakukan penjara Israel terhadap para tahanan Islam.(fq/imo)