Eramuslim.com – Presiden Palestina Mahmoud Abbas membatalkan perayaan resmi Idul Fitri untuk berduka atas para martir Palestina yang terbunuh oleh pemboman penjajah Zionis-Israel di Jalur Gaza.
Kepresidenan Palestina mengatakan Abbas menghubungi anggota Komite Sentral Fatah, Ahmed Helles, Gubernur Gaza Utara, Salah Abu Warda, dan pejabat lainnya di Jalur Gaza, untuk menindaklanjuti agresi Zionis-Israel yang sedang berlangsung di daerah kantong yang terkepung yang menyebabkan kematian 35 warga Palestina termasuk sepuluh anak dan seorang wanita hamil.
Abbas juga menekankan, “Ketabahan dan persatuan rakyat Palestina sangat penting dalam menghadapi agresi yang mempengaruhi seluruh rakyat kita di Gaza dan Tepi Barat, dan Yerusalem.”
Sementara itu, juru bicara kepresidenan Palestina Nabil Abu-Rudeinah mengatakan, “Yerusalem Timur adalah ibu kota abadi Palestina sesuai legitimasi internasional dan hukum internasional.”
Ini terjadi sebagai tanggapan atas klaim dusta yang dikatakan Perdana Menteri penjajah Israel Benjamin Netanyahu bahwa, “Yerusalem akan tetap menjadi ibu kota persatuan Israel.”
Abu-Rudeinah menambahkan, “Retorika menghasut Netanyahu, pengingkaran perjanjian, dan pelanggaran hukum internasional, mendorong situasi ke arah yang tidak diketahui.”
Umat Muslim di penjuru dunia menandai akhir bulan suci Ramadhan kemarin dengan perayaan Idul Fitri hari ini.
Seharusnya Idul Fitri di wilayah Palestina, termasuk Jalur Gaza dirayakan dengan kegembiraan, namun saat ini justru suasana kesedihan dan duka mendalam yang muncul akibat serangan brutal penjajah Israel.
Dunia internasional sampai saat ini baru bisa mengecam Israel tanpa memberikan sanksi nyata apapun pada rezim Zionis atas kejahatan perang yang mereka lakukan pada rakyat Palestina, pemilik sah atas Bumi Palestina.[em]