Setidaknya, 12 warga Palestina dilaporkan tewas sejak pembicaraan damai dimulai antara Israel dan Otoritas Palestina di Ramallah pada awal September. Begitu Quds Press melaporkan.
Pembunuhan lebih banyak terjadi di Jalur Gaza selama perundingan. Delapan warga Palestina tewas di sana, tiga orang lain tewas di Yerusalem dan satu orang di Tepi Barat.
Khaled Al-Khatib, 35, Salim al-Hattab, 20, dari Jalur Gaza tewas Minggu pagi, 5 September, setelah serangan malam Israel terhadap sebuah terowongan di perbatasan Gaza dengan Mesir.
Sebuah tank Israel membom sebuah kebun di Beit Hanoun, utara Jalur Gaza pada hari Minggu 12 September, menewaskan tiga warga Palestina, termasuk Ibrahim Abu Asad, 92 dan cucunya Hassam, 17, bersama dengan seorang pria berusia dua puluhan.
Pada 14 September, hari kedua perundingan di resor Sharm al-Sheikh, Mesir, seorang polisi Israel di Tel Aviv menembak dan menewaskan Hazem Abu al-Dab’at, 22 tahun, di Yerusalem saat dia diborgol.
Wajdi al-Qadhi, 23, dari Rafah, Jalur Gaza, tewas 15 Seeptember setelah pesawat perang Israel menembak sebuah terowongan di perbatasan Mesir-Palestina yang menghancurkan terowongan itu dan membunuh Qadhi yang merupakan pekerja di dalamnya.
Di kota Tepi Barat utara Tulkarem, tentara Israel membunuh Iyad Shilbaya, 38, seorang pemimpin di Brigade Qassam, sayap bersenjata Hamas. Iyad dibunuh saat dia sedang tidur di tempat tidurnya pada 17 September.
Di Yerusalem, seorang tentara Israel di kota Silwan menembak dan membunuh Samer Sarhan, 32, pada Rabu, 22 September, dan melukai sejumlah orang lain. Perbuatan tentara Israel itu memicu protes kekerasan di seluruh jengkal kota.
Pada hari Jumat 24 September, seorang nelayan Palestina Mohammed Bakar, 22, dari Gaza ditembak jatuh oleh angkatan laut Israel di kota Jalur Gaza utara, Beit Lahiya.
Seorang bayi berusia satu-setengah tahun, Muhammad Abu Sarah, meninggal pada hari yang sama di distrik Isawiya Yerusalem setelah terkena tembakan gas air mata tentara Israel yang menembaki warga Palestina selama protes. (sa/pic)