Hari Selasa (30/3) kemarin merupakan Land Day buat rakyat Palestina. Ribuan orang turun di kota Sakhnin untuk menghadiri peringatan Land Day yang ke-34 tanpa takut akan pasukan Israel.
Masjid di seluruh kota meminta para jamaahnya untuk berpartisipasi dalam marching, dan gereja-gereja membunyikan lonceng berkabung atas kematian enam aktivis yang meninggal karena memprotes penyitaan tanah mereka pada tahun 1976.
Land Day biasanya penuh dengan ketegangan. "Land Day telah lama menjadi hari yang kelabu, menggambarkan pertempuran keberadaan dan kehidupan," Ketua MK Hadash, Mohammad Barakeh mengatakan kepada Ynet. "Pemerintah Israel mengambil tanah kami, dan mereka sekarang juga ingin mengambil ID kami."
Ketua Komite Tinggi Pemantau Arab, Mohammad Zeidan mengatakan bahwa kebijakan itu tidak berubah sejak tahun 1976. "Hari ini kita juga berhubungan dengan kasus meratakan rumah dan penyitaan tanah," katanya. "Kami menjadi saksi di Negev, dan di Galilea."
Rakyat melambaikan bendera hitam dan bendera Palestina, serta meneriakkan, "Barak, Barak (Menteri Pertahanan Israel), berapa banyak anak-anak yang telah kaubunuh hari ini?"
Protes lain berlangsung di desa Budrus, Ramallah barat, di mana pemrotes berjumlah sekitar 300 orang. Tiga dari mereka dilaporkan terluka. Mereka juga merencanakan melakukan marching sampai malam tadi. (sa/ynet/hrtz)