Gerakan Hamas mengkonfirmasi kebenaran berita terjadinya bentrokan bersenjata antara aparat kepolisian Hamas dengan kelompok Islam Jundu Ansharullah yang menewaskan 22 orang dan melukai sedikitnya 120 orang di jalur Gaza kemarin.
Pihak medis Hamas di Gaza mengatakan bahwa pimpinan dari Jundu Ansharullah, ikut terbunuh bersama dengan pengawalnya Abu Abdullah Assury ketika polisi meledakkan sebuah rumah di Rafah.
Dua puluh orang terbunuh dan sedikitnya 120 terluka dalam bentrok antara polisi Hamas dan anggota dari kelompok Jihad tersebut di bagian selatan kota Gaza, kata pihak ambulan Palestina pada Sabtu kemarin.
Bentrokan sepanjang Jumat malam dan Sabtu antara Hamas dan kelompok Jundu Ansharullah di jalur Gaza selatan telah menewaskan 20 orang dan sedikitnya 120 terluka," kata seorang juru bicara unit pelayanan darurat Palestina kepada AFP.
Baku tembak meletus pada Jumat siang setelah sholat Jumat di Rafah, di dekat perbatasan Mesir.
Ini merupakan insiden kekerasan terbesar di Gaza setelah zionis Israel melakukan agresi militer selama 22 hari di jalur Gaza pada akhir Desember tahun lalu dan awal Januari tahun ini.
Saksi mata mengatakan bahwa setelah pelaksanaan sholat Jumat, sebuah kelompok Palestina mengumunkan sebuah "Emirat Islam", menolak pemerintahan Hamas di Gaza.
"Kami hari ini memplokamirkan terbentuknya sebuah "Emirat Islam" di jalur Gaza," kata pimpinan kelompok tersebut di masjid Bin Taimiya, kata saksi mata yang melihat.
Rafah di Gaza menjadi basis dari gerakan Salafi Jihadi yang menamakan diri mereka "Jundu Ansharullah" dan mengatakan mereka adalah bagian dari jaringan Al-Qaidah.
Kejadian ini menjadi babak baru konflik internal rakyat Palestina. Semoga hal ini segera terselesaikan di kalangan rakyat Palestina. Sudah cukup darah kaum Muslimin tertumpah hanya karena perbedaan pemahaman dan cara berjuang.(fq/aby)