Betapa takutnya Israel akan Hamas. Dan betapa takut pula mereka akan Al Qossam, roket yang dibuat oleh Hamas. Roket yang dibuat di rumah itu, hanya menggunakan tangan, seolah tak pernah habis dan tak pernah henti. Bandingkan dengan Israel yang mengimpor senjata, termasuk roket dari negara-negara besar seperti Jerman dan AS, selain juga Israel memproduksi sendiri senjatanya, yang semuanya itu tentu saja, tak ada yang dibuat di rumah, juga tak ada yang dibuat oleh tangan.
Roket-roket Israel merupakan buatan pabrik dan mesin yang mempunyai daya jangkau ribuan kilometer dan daya ledak yang dahsyat. Tapi itu, tak sedikitpun membuat Hamas ataupun orang Palestina yang berada di Jalur Gaza ketakutan. Israel bisa kapan saja meluncurkan senjata mereka, roket, misil dan bom, dan para pejuang Hamas senantiasa bersiap siaga. Para pejuang Hamas hapal betul dengan ayat Al Quran yang berbunyi : "Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggetarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)." (Qs. al-Anfaal [8]: 60)
Dan beginilah Hamas membuat senjata roket Al Qossam untuk berjuang melawan penjajah bumi Palestina, Israel.
Di sebuah gudang di utara Jalur Gaza, sekelompok anak muda, selalu anak muda, membuat roket-roket Al Qossam. mereka mengerjakannya di malam hari.
Roket-roket diukur sedemikian rupa dalam berbagai ukuran yang berbeda. Yang paling besar "hanya" sanggup mencapai jarak 9 kilometer.
Material peledak: hulu roket diisi dengan TNT.
Pupuk yang digunakan sebagai bahan bakar roket berasal dari Israel. Orang-orang Israel tidak pernah mengerti bagaimana pupuk-pupuk ini bisa sampai di Gaza.
Para kreator ini kemudian mencampur pupuk dengan sirup glukosa. Mereka menggunakan timbangan bumbu dapur untuk mengukur takarannya.
Perlu satu jam setengah untuk menyiapkan bahan bakar roket di atas sebuah kompor gas mini. Roket sedang dites uji ledaknya.
Para Hamas muda ini menggunakan walkie talkie untuk berhubungan dengan rekan-rekannya yang berjaga di luar gudang.
Enam jam dalam satu malam, dibagi dalam dua shift. Tak ada upah lembur. Mereka menggunakan waktu istirahat untuk tahajjud dan hanya ditemani segelas kopi.
Semua bahan dituangkan ke dalam roket, yang kemudian akan mendingin dan mengeras dengan sendirinya. Kontainer ini kemudian akan dipotong dan silinder bahan bakar dimasukan kedalam sel Qossam. Sebuah detonator juga disertakan. Satu malam, anak-anak muda itu sanggup membuat 100 buah roket! Subhanallah.
(sa/ds)