Bank Dunia: Perekonomian Palestina Terancam Alami Depresi Jika Bantuan Dihentikan

Bank Dunia mengeluarkan laporan terbarunya pada Kamis (16/3) tentang kondisi Palestina di masa depan jika negara-negara donor menghentikan bantuannya. Menurut laporan itu, penghentian bantuan bagi Palestina akan menyebabkan depresi ekonomi yang parah di wilayah Tepi Barat dan Jalur Gaza. Selain itu, jumlah pengangguran juga akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2008.

Laporan Bank Dunia itu dikirim ke negara-negara donor dengan harapan negara-negara donor mau mempertimbangkan kembali rencana mereka menghentikan bantuan untuk pemerintah Palestina. Selama ini, AS dan Eropa sudah mengancam akan menghentikan bantuannya begitu Hamas mengambi alih pemerintah di Palestina. Israel juga sudah membekukan pengiriman dana dari hasil pendapatan pajak atas nama otoritas pemerintah Palestina sebesar 50 juta dollar AS per bulan.

Dalam laporannya terbarunya Bank Dunia menyebutkan, pendapat rakyat Palestina akan merosot tajam sebesar 30 persen tahun ini. Prosentase rakyat Palestina yang hidup di bawah garis kemiskinan akan melonjak dari 44 persen menjadi 74 persen. Tingkat pengangguran akan meningkat dari 23,4 persen pada tahun 2005 menjadi 47 persen pada 2008 mendatang.

Bank Dunia menyatakan, keputusan Israel untuk menahan pendapat pajak yang menjadi hak otoritas Palestina, membuat pemerintah otoritas Palestina hampir tidak bisa membiayai ‘operasional pemerintahan yang penting.’ Pada bulan Februari, otoritas Palestina terlambat dua minggu membayar gaji untuk sekitar 140.000 pegawai pemerintahan dan aparat keamanan.

Menteri Keuangan Palestina pada Rabu (15/3) mengatakan, pihaknya tidak tahu darimana akan mendapatkan uang untuk membayar gaji bulan depan. Padahal, bisa dibilang satu dari empat warga Palestina sangat bergantung pada gaji dari pemerintahnya.

Laporan Bank Dunia memprediksikan dukungan dana untuk anggaran pemerintah Palestina akan mengalami penurunan dari 350 dollar AS pada tahun 2005 menjadi 300 dollar AS pada tahun 2006, jika Israel terus menahan pendapat pajak untuk otoritas Palestina, terus memperketat pembatasan perdagangan terhadap rakyat Palestina dan terus memberlakukan pembatasan izin bekerja yang diberikan pada para buruh warga Palestina. Pada tahun 2007 dan 2008, bantuan untuk anggaran pemerintah Palestina diperkirakan menurun hingga hanya 200 juta dollar AS.

Sementara itu, para pejabat senior kelompok kuartet, AS, Rusia, PBB dan Uni Eropa menggelar pertemuan di Brusel pada hari Kamis kemarin untuk membahas persoalan bagaimana mereka akan berhubungan dengan Hamas.

"Mereka akan memfokuskan pada hubungan dengan rakyat Palestina dan bagaimana melanjutkan bantuan bagi mereka," kata seorang diplomat sebelum pembicaraan dimulai.

Kelompok kuartet selama ini menegaskan bahwa mereka akan menghentikan bantuan untuk pemerintahan Palestina, kecuali jika Hamas mau mengakui Israel, melucuti persenjataanya dan menerima kesepakan perdamaian sementara.

Sebuah usulan sedang dibicarakan antara negara-negara donor dan Israel, untuk menyalurkan bantuan internasional di masa datang melalui Bank Dunia atau organisasi internasional lainnya. Para pejabat AS menolak usulan Eropa yang ingin menyalurkan dananya secara langsung m ke kantor Presiden Palestina Mahmoud Abbas.

Ketidakpastian kelompok kuartet dalam menangani masalah Palestina, membuat James Wolfensohn utusan khusus kelompok kuartet di Timur Tengah frustasi dan mengancam akan mengundurkan diri. (ln/iol)