Wilayah Tepi Barat di Palestina memang tidak mengalami masalah kredit macet yang memicu krisis keuangan global. Tapi krisis kemanusiaan di Tepi Barat-wilayah Palestina yang diduduki Israel-menurut laporan terbaru Bank Dunia, makin memburuk.
Laporan Bank Dunia bahkan menyebut kondisi ekonomi di Tepi Barat sebagai bencana yang menimbulkan krisis kemanusian bagi warga Palestina. Sejak pecah perlawanan rakyat Palestina terhadap Israel yang dikenal dengan gerakan Intifadah tahun 2000, lapangan pekerjaan bagi rakyat Palestina makin sempit. Mereka juga tinggal di kamp-kamp pengungsi yang padat penghuni, perekonomian Tepi Barat menurun tajam, bahkan bantuan asing yang disalurkan pun tidak mampu memulihkan kesejahteraan hidup rakyat akibat keterpurukan ekonomi.
Dibawah penjajahan Israel, wilayah Tepi Barat dibagi-bagi dalam beberapa area. 60 persen wilayah Tepi Barat masuk dalam Area C yang secara penuh berada di bawah kontrol Israel. Sementara akses warga Palestina ke 38 persen wilayah sisanya juga sangat terbatas, karena dibatasi oleh aparat keamanan Israel dan para pemukim Yahudi.
Padahal menurut Perjanjian Oslo tahun 1995, wilayah-wilayah Palestina di Tepi Barat yang diduduki Israel harus dikembalikan ke rakyat Palestina. "Tapi sejak perjanjian itu, Israel cuma menyerahkan sebagian kecil wilayah yang didudukinya pada Otoritas Palestina. Dan Israel membekukan penyerahan wilayah itu sejak tahun 2000," demikian laporan Bank Dunia.
Sementara jumlah populasi orang-orang Palestina terus bertambah dan kemampuan wilayah untuk memenuhi kebutuhannya lewat aktivitas perekonomian menemui banyak kendala dan tekanan dari rezim Zionis Israel.
Dalam laporan World Bank disebutkan, saat ini warga Palestina yang tinggal Area C sangat sedikit karena mereka tidak cukup mendapatkan perlindungan dari sisi ekonomi dari rezim Zionis. Melihat situasi ini, Bank Dunia mempekirakan, iklim investasi tetap akan suram, begitu juga kesempatan untuk membuka usaha di Tepi Barat.
Namun dalam laporannya, Bank Dunia tidak merinci apa saja akan dilakukan untuk membantu warga Palestina di Tepi Barat, atau mengecam rezim Zionis Israel yang telah menyebabkan bencana ekonomi itu.(ln/ABC)