Petugas bandara Tel Aviv menangkap seorang wartawan Belanda dan melarangnya masuk ke wilayah Israel. Padahal artawati berdarah Palestina yang bekerja untuk Radio Netherlands Worldwide (RNW) itu datang ke Israel untuk meliput peringatan 60 tahun berdirinya negara Zionis Israel yang akan berlangsung tanggal 8-9 Mei mendatang.
Keterangan dari RNW menyebutkan wartawatinya yang bernama Abir Sarras tiba di bandara Tel Aviv pada Minggu (20/4) malam, namun petugas bandara mengatakan bahwa Sarras ditolak masuk ke Israel. "Dia tiba di Tel Aviv dengan menggunakan maskapai penerbangan KLM. Begitu mendarat, dua polisi Israel menangkapnya dan menahannya di sel tahanan bandara, " demikian penjelasan RNW.
Menurut RNW, lewat telepon genggamnya, Sarras mengatakan bahwa ia terkejut dengan apa yang terjadi. Sarras juga melaporkan bahwa mendapat perlakuan yang kasar dari aparat kepolisian Israel. "Tapi sejauh ini ia dalam kondisi baik-baik saja, " kata RNW.
RNW mengutip keterangan duta besar Belanda di Tel Aviv juga mengungkapkan, alasan aparat Israel menolak Sarras masuk ke wilayah Israel karena Sarras keluar lewat perbatasan antara Yordania dan Tepi Barat saat keluar dari Palestina. Oleh sebab itu, Sarras hanya bisa masuk kembali lewat perbatasan yang sama dan bukan dari bandara Tel Aviv. Meskipun saat ini Sarras memegang dua status kewarganegaraan, warga negara Belanda dan warga negara Palestina.
Sarras yang bekerja untuk siaran bahasa Arab itu menghubungi kantornya saat berada di dalam sel tahankan polisi Israel dan akhirnya ia terpaksa terbang kembali ke Belanda pada Senin (21/4) akibat penolakan itu. (ln/alrby)