Rakyat Palestina seakan tak pernah lepas dari ancaman kematian. Serangan bom syahid yang menewaskan tiga warga Israel, berbuntut serangan udara membabi buta Israel ke sejumlah lokasi yang diduga menjadi tempat persembunyian pejuang Palestina.
Menurut keterangan dari pihak militer Israel, mereka melakukan serangan udara untuk menghancurkan lorong-lorong pemasokan senjata di perbatasan Mesir dan Ghaza, dekat kota perbatasan Rafah, Mesir. Menurut Israel para pejuang bersenjata Palestina ketika itu sedang melakukan penyusupan senjata lewat lorong-lorong tersebut untuk melakukan perang melawan Israel. Belum ada laporan rinci soal korban jiwa dalam serangan itu.
Serangan membabi buta itu, diakui militer Israel untuk memutus jalur senjata dan amunisi pejuang Palestina yang baru sehari lalu, melakukan aksi bom syahid di sebuah pabrik roti. Menanggapi hal itu, Hamas mengatakan bahwa perlawanan yang dilakukan pejuang Israel adalah perlawanan legal untuk mengusir penjajah.
Jubir Hamas Fauzi Barhoum mengatakan, “Serangan yang dilakukan pejuang Palestina adalah jawaban wajar atas prilaku Israel yang terus menerus membunuh warga Palestina di Tepi Barat dan Ghaza. Maka, selama ada pendudukan dan penjajahan, perlawanan tetap legal dilakukan, ” tandasnya.
Berbeda dengan kubu Presiden Palestina Mahmud Abbas, yang mengatakan melalui jubirnya, “Kami menolak aksi bom itu. Kami yakin hal itu tidak berguna untuk menyelesaikan masalah Palestina, tapi justru memperburuk imej terhadap rakyat Palestina. ”
Pasca bom syahid itu, PM Israel Olmert berjanji akan meningkatkan tensi perangnya terhadap Palestina. Dalam pertemuan dengan utusan Partai Kadima yang dipimpinnya, Olmert mengatakan, “Israel harus tahu bagaimana dan dengan cara apa aksi pemboman itu dilakukan. Israel juga harus bisa melepaskan serangan tersebut dan mengarahkan alat pengamannya untuk memantau perang melawan teroris dan orang-orang yang mengutus para pejuang. ” (na-str/bbc)