Inilah pertama kalinya sejak 21 tahun yang lalu, sejak PLO (Palestine Liberation Organization) tak mau lagi menurunkan lagi tawarannya akan kemerdekaan Palestina, terutama di depan hidung para pembesar Israel. Kemerdekaan Palestina adalah harga mati. Dan semua perbatasan Palestina sejak 4 Juni 1967 yang ditutup, harus dibuka kembali.
Bagaimana dengan tanggapan Israel sendiri?
Raja Hussein dari Yordania mengatakan setelah Enam-Hari-Peperangan, dia menolak tawaran Israel akan 98 wilayah, kecuali Yerusalem. Dalam buku Shalim "Lion of Jordan: The Life of King Hussein in War and Peace," sang raja mengatakan bahwa bagi dirinya bukan semata mendapatkan kembali satu sentimeter tanah Palestina. Tapi juga mungkin karena kekhawatiran Benjamin Netanyahu akan mundurnya Mahmoud Abbas. 16 tahun berlalu, dan pendudukan terhadap Palestina semakin menjalar luas, sementara pembicaraan damai terus dilakukan.
Netanyahu sadar betul jika apa yang ia bicarakan dengan presiden AS, Barack Obama bahwa ia memerlukan Abbas dan Fayyad. Tanpa tim negosiasi, jelas tak akan ada negara donor, tanpa ada negara donor, tak ada perbincangan damai yang terus sengaja diulur-ulur selama beberapa dekade.
Jadi jangan heran, jika Hamas menyebut Otoritas Palestina hanya mempunyai satu pekerjaan saja terhadap Israel: memproses perdamaian lewat pembicaraan. Hamas menyebutnya sebagai "the Dayton government"—dinamai dari salah satu jenderal AS yang membiayai Otoritas Palestina selama ini. Dan tanpa ada Otoritas Palestina, tak ada keamanan.
Prof. Sari Nusseibeh, salah satu elit Palestina yang moderat, mengatakan bahwa seharusnya Otoritas Palestina sudah harus menghentikan menerima bantuan itu. Ia bahkan menghimbau kepada Uni-Eropa untuk juga berhenti memberikan bantuan kepada Otoritas Palestina, karena uang itu hanya menjadi jangkar penjajahan Israel terhadap Palestina.
Keputusan Abbas untuk mundur, otomatis akan menghentikan kekuasaan Otoritas Palestina lebih cepat. Dan melihat hal ini, mungkin Netanyahu akan lebih cepat lagi membelah Palestina, sebagian kecil untuk Palestina, dan sebagian besar lainnya untuk Israel tentu saja.
Jika Netanyahu serius tentang solusi dua negara, maka dia akan mendapati 32 rekan yang menentangnya: Kadima dan Buruh yang akan menolak kompromi dari Likud. Netanyahu tengah berpacu dengan waktu.
Januari 2010 atau Juni 2010, mungkin terlalu lama. Mungkin bakal ada badai besar di tubuh Israel sebelum Palestina benar-benar merdeka? (sa/hrtz)