Dalam invasi militernya atas Gaza yang dimulai pada 27 Februari lalu dan berakhir kemarin, tentara Israel telah banyak membunuh warga sipil Palestina yang sama sekali tidak bersalah. Hal ini dikemukakan oleh Lembaga Hak Asasi Manusia Israel, B’Tselem, Senin (3/3).
B’Tselem melaporkan sedikitnya 106 warga sipil Gaza terbunuh dalam invasi tersebut, kebanyakan anak-anak dan perempuan. Sedangkan para pejuang Palestina yang menjadi korban kebrutalan tentara Israel sangat sedikit. Hal ini bertentangan dengan keterangan resmi pemerintah Zionis-Israel yang menyatakan operasi militer mereka sukses besar dan berhasil membunuh para pejuang Palestina yang mencapai 90% dari jumlah korban keseluruhan.
B’Tselem juga menyatakan, “Tentara Israel telah menggunakan kekuatan militer yang sangat berlebihan dalam menghadap pasukan kecil. Mereka tidak membedakan mana wargasipil dan mana yang kombatan. Tentara Israel gagal atau tidak membedakan hal ini.”
Guna memperkuat laporannya, B’Tselem mengeluarkan tiga bukti kasus yang dikatakan sebagai contoh kecil, yakni:
• Pembunuhan terhadap empat bocah Palestina: ‘Ali Dardona (8), Muhammad Hamudah (9), Dardona Dardona (12), dan ‘Omer Dardona.
• Pembunuhan terhadap Iyad dan Jacqueline Muhammad Abu-Shabak, kakak beradik, 16 dan 17 tahun, ketika mereka mencoba menonton pertempuran yang terjadi di Jabaliya lewat jendela rumahnya. Keduanya ditembak oleh sniper Israel tepat di bagian vital kepalanya.
• Pembunuhan terhadap bayi lima bulan bernama Muhammad al-Bur’i, yang tengah tertidur pulas di ranjangnya dalam kamarnya yang merupakan rumah sipil, bukan instalasi militer.(rizki/MNA)