Walaupun dalam pemilu Israel satu pekan lalu, Benjamin Netanyahu berada di bawah Tzipi Livni, namun Bibi—panggilan Netanyahu—tetap menjadi orang terkuat di negeri penjajah. Sebabnya, ia memiliki kartu truf yang tidak dipunyai Livni: Avigdor Lieberman. Siapa Lieberman?
Avigdor Lieberman, ketua Partai Yisrael Beitienu (artinya: Israel Rumah Kami) dan berhaluan ultra-nasionalis, digadang-gadang menjadi seorang yang punya kekuasaan dan pengaruh besar pada segala kebijakan Israel di masa mendatang.
Lieberman, imigran dari Moldova dan pernah bekerja sebagai tukang pukul sebuah klub malam, menjadi jajaran orang pertama yang menumbangkan hegemoni Partai Buruh Israel yang telah berlangsung selama 30 tahun. Padahal, Beitienu baru pertama kali memasuki Knesset, sejak tahun 1998. Popularitas Lieberman menanjak pesat setelah agresi Israel ke Gaza kemarin. Rakyat Israel yang kecewa terhadap kegagalan agresi itu mengalihkan dukungannya pada Lieberman yang dengan secara tegas mengatakan akan membantai Hamas sampai ke akar-akarnya.
Pendekatan Tangan Besi
Lieberman, terlahir dengan nama Evet Lvovic tanggal 5 Juni 1958, naik daun ditengarai karena pandangan dan kebijakannya yang rasis. Selama kampanye pemilu, Lieberman terus-terusan memfokuskan diri pada orang-orang Arab Israel yang ia sebut "tak setia pada Israel" dan merupakan "ancaman sesungguhnya.". Dia berjanji akan mengusir orang Arab Israel yang menolak sumpah setia kepada Israel.
Sebagai seseorang yang tinggal di Tepi Barat, Lieberman berhasrat untuk terus mempertahankan penguasasan Israel atas wilayah itu. Tiga tahun belakangan, dia bahkan terus mendengung-dengungkan ide ini, dan ia dengan keras meminta pemerintah Israel untuk menghukum tegas siapapun warga Israel keturunan Arab yang berhubungan dengan Hamas. "Gaza akan kita buat seperti Chechnya" untuk memerangi Hamas, dan "Ini kita lakukan seperti AS memperlakukan orang Jepang pada Perang Dunia II."
Pernyataannya ini langsung menasbihkan dirinya sebagai seorang yang berhaluan garis keras, dan ternyata banyak disukai oleh warga Israel. Atas pandangannya itu pula, ia dijuluki sebagai Jewish Hitler, atau Hitler-nya orang Yahudi.
Tahun 1999, Lieberman terpilih memasuki Knesset dan kemudian menjadi Ketua Israel-Moldova Parliamentary Friendship League. Maret 2001, ia ditunjuk sebagai Menteri Infrastruktur Negara, tapi satu tahun kemudian ia mengundurkan diri. Dia menjadi Menteri Transportasi tahun 2003 tapi satu tahun berikutnya, ia dipecat oleh Ariel Sharon setelah mengemukakan rencana rahasia penyerangan ke Jalur Gaza. Tahun 2008 ia kembali ke dunia politik praktis dan segera mengambil hati rakyat Israel akibat propagandanya untuk menghancurkan Hamas dan kemudian disokong oleh Netanyahu. Kemungkinan besar, Lieberman akan menjadi Menteri Pertahanan Israel.
Tahun 2006, Lieberman dan Perdana Menteri Ehud Olmert berkoalisi dan kemudian ia menjadi Deputi PM dan kemudian menjadi Menteri Urusan Strategis, sebuah posisi baru dalam pemerintahan Israel yang memfokuskan pada ancaman luar negeri. "Saya selalu menjadi kontroversial karena selalu menawarkan ide baru. Bagi saya, menjadi kontroversial, adalah positif." ujarnya suatu kali.
Di tangan kekuasaannya, Palestina menghadapi bahaya besar, karena sang Hitler Yahudi telah lahir di Israel. (sa/berbagai sumber)