AS ternyata cuma basa-basi menyerukan agar sekutunya Zionis Israel menghentikan pembangunan pemukiman Yahudi di Tepi Barat, karena ternyata Washington menyetujui pembangunan 700 gedung yang terdiri dari 2.500 unit rumah untuk Yahudi di Tepi Barat.
Informasi ini dilansir surat kabar Israel berbahasa Ibrani, Maariv dan surat kabar Yedioth Ahronoth edisi Rabu (8/7). Berbeda dengan Maariv, Ahronoth terkesan lebih hati-hati menurunkan laporan ini dan hanya menulis bahwa "Israel dan AS makin dekat pada kesepakatan tentang pemukiman", dengan mengutip sumber-sumber di kabinet Israel yang menghadiri briefing menteri pertahanan Israel, Ehud Barak.
Ehud Barak mem-briefing para menteri kabinet, setelah ia melakukan pertemuan dengan utusan AS untuk Timur Tengah George Mitchell di London hari Senin kemarin dan membahas perbedaan pendapat antara Israel dan Washington soal proyek pemukiman Yahudi di wilayah Palestina di Tepi Barat.
Jubir pemerintah Israel Mark Regev menolak berkomentar atas pemberitaan di Maariv dan Yedioth Ahronoth. Regev hanya mengatakan bahwa AS dan Israel sedang berusaha mencari titik temu atas isu-isu sensitif, antara lain masalah pemukiman.
Para pejabat di AS pun belum berkomentar soal pemberitaan bahwa AS akhirnya merestui Israel untuk melanjutkan proyek pembangunan pemukiman Yahudi di Tepi Barat. Padahal baru bulan Juni kemarin sejumlah pejabat Barat dan AS mengatakan, Washington menginginkan Israel melakukan moratorium atas proyek-proyek pembangunan pemukiman bagi warganya di wilayah Palestina. Tapi Israel dibawah kepemimpinan Netanyahu tetap menolak seruang AS itu.
Masalah pembangunan pemukiman Yahudi di Tepi Barat yang makin meluas, adalah ganjalan serius proses negosiasi perdamaian antara Israel dan Otoritas Palestina. Palestina menolak melanjutkan negosiasi sebelum Israel menghentikan tindakannya merampas tanah dan rumah milik warga Palestina untuk keperluan proyek pemukiman bagi Yahudi Israel. (ln/aby)