Setelah masa kampanye yang keras, hari ini, AS menggelar pemilu presiden dengan dua kandidat, Barack Obama dari Partai Demokrat dan John McCain dari Partai Republik. Dua desa di New Hampshire yang berpenduduk hanya 115 orang menjadi pembuka pelaksanaan pemilu presiden AS.
Obama mendapat dukungan 15 suara di desa Dixville Notch, sedangkan McCain hanya enam suara. Tapi di desa Hart’s Location McCain unggul 17 suara sedangkan Obama hanya mendapat 10 suara. Setelah kedua desa itu, tempat-tempat pemungutan suara selanjutnya yang dibuka pada pukul 06.00 pagi waktu setempat adalah tps-tps di pesisir pantai timur AS.
Meski kecewa karena kedua kandidat presiden tidak pernah menyuarakan kepentingan Muslim AS, sebagian besar Muslim di Negeri Paman Sam itu tetap menunjukkan antusiasmenya untuk ikut memberikan suara dalam pemilu.
Warga Muslim di AS jumlahnya diperkirakan mencapai 6 sampai 7 juta jiwa. Menurut hasil riset Organisasi Muslim terbesar di AS, Council on American-Islam Relations (CAIR) suara warga Muslim terkonsetrasi di 12 negara bagian, termasuk negara-negara bagian yang penting seperti Pennsylvania, Ohio, Florida, Virginia dan Michigan. Di ketiga tempat itu konsentrasi Muslim yang memiliki hak suara sekitar 3 sampai 7 persen dari jumlah populasi. Berdasarkan hasil survey, 42 persen responden Muslim menyatakan bahwa mereka adalah pendukung Partai Demokrat dan hanya 17 persen yang menyatakan mendukung Partai Republik. Sementara 28 persen responden mengaku bukan pendukung kedua partai tersebut.
Hasil survei itu menunjukkan perubahan yang cukup tajam dalam kurun waktu satu dekade ini. Pada tahun 2000, Bush memenangkan 72 persen suara dari kalangan warga Muslim. Tapi pada tahun 2004, setelah Bush melancarkan kampanye "Perang Melawan Teror" yang sasarannya umat Islam dan negara-negara Muslim, 90 persen suara warga Muslim memberikan dukungan pada Kerry, rival Bush dalam pemilu presiden saat itu.
Tahun ini, Muslim AS cenderung memberikan dukungannnya pada Obama. Banyak faktor yang membuat Muslim AS lebih mendukung Obama, selain karena kebanyakan Muslim AS berasal dari kalangan Afrika-Amerika, Muslim AS dari Asia, Timur Tengah dan negara lainnya beranggapan Obama lebih baik dari McCain karena sikap Obama menentang perang di Irak. Muslim AS berharap Obama akan bersikap lebih baik dalam hal kebebasan sipil dan isu-isu imigrasi yang bersentuhan dengan persoalan-persoalan yang kerap dihadapi Muslim AS.
Di sisi lain, sebagian Muslim AS bersikap skeptis terhadap Obama. Mereka merasa dikhianati dan diasingkan karena sikap Obama yang berkali-kali menolak dikait-kaitkan dengan Muslim atau Islam. Sejauh ini, menurut survei yang dilakukan di AS, cuma 12 persen warga AS yang meyakini Obama adalah seorang Muslim.
Malik Mohammad Hussain, Muslim AS asal Pakistan yang bekerja di Toko Halal Meat menyatakan akan memilih Obama dan ia yakin bahwa Obama adalah seorang Muslim.
"Saya dengar Obama akan mengakhiri semua perang dan tidak akan ada lagi pemboman di Afghanistan, Pakistan dan Irak jika Obama berhasil ke Gedung Putih," kata Hussain.
Sama dengan Hussain, Abdul Nasir, seorang sopir taxi di Washington DC juga mengatakan akan memilih Obama, tapi ia tak yakin Obama akan memenangkan pemilu. "Kalau Obama menang, itu adalah mukjizat, dan kemenangannya pasti akan sangat tipis," ujar Nasir. (ln/iol/aljz/guardian)