AS lagi-lagi menunjukkan keberpihakannya pada kekejaman Zionis Israel dengan memveto draft resolusi atas peristiwa pembantaian di Beit Hanun, Gaza yang dilakukan oleh tentara Zionis. Sikap AS ini membuat negara-negara Arab berang dan memutuskan untuk tidak lagi bekerjasama dengan AS.
Sekjen Liga Arab Amr Mussa menyatakan "terkejut" dan "kecewa" dengan sikap AS yang telah melindungi tindakan kejam Israel terhadap warga sipil Palestina. Ia menyatakan, tindakan AS memveto draft resolusi atas pembantaian Israel di Gaza hanya akan menimbulkan kemarahan dan dunia Arab tidak mau menerima perdamaian dengan Israel jika tidak ada "keadilan" dan "keseimbangan."
Menlu Mesir, Ahmad Aboul Gheit mengatakan, veto yang dilakukan AS hanya akan membuat Israel makin sewenang-wenang melakun apapun yang diinginkannya, sementara rakyat Palestina akan makin frustasi.
Pernyataan resmi yang dikeluarkan kantor Gheit menyebutkan,"Sangat penting bagi Dewan Keamanan untuk memikul tanggung jawab dan berhenti untuk bersikap tutup mata atas tindakan-tindakan Israel."
Sementara juru bicara Hamas, Ghazi Hamad mengatakan, veto AS menunjukkan betapa biasnya kebijakan AS di Timur Tengah. Dirinya tidak heran dengan sikap AS itu karena selama ini AS selalu memberikan lampu hijau atas kekejaman Israel di Palestina.
Cabut Blokade dan Putus Kerjasama dengan AS
Dalam pertemuan darurat Minggu (12/11), para Menlu negara-negara Arab memutuskan untuk tidak lagi mengikuti kebijakan pembekuan bantuan bagi Palestina yang digagas AS dan negara-negara Arab akan mulai melakukan penyaluran dana langsung bagi Palestina.
"Kami memutuskan untuk tidak bekerjasama dengan itu semua. Tidak akan ada lagi pemboikotan internasional," kata Menlu Bahrain, Syeikh Khalid bin Ahmed Al-Khalifa dalam keterangan pers usai pertemuan.
"Bank-bank Arab akan mentransfer dana tanpa menghiraukan pembatasan yang diberlakukan di bank-bank. Bank-bank Arab harus mentransfer dana-dana itu," tegas Sekjen Liga Arab, Amr Mussa.
Seperti diketahui, sejak Hamas berkuasa di Palestina, AS dan Uni Eropa menghentikan dana bantuan ke Palestina dan melarang negara-negara lain memberikan bantuan langsung pada pemerintahan Hamas.
Bank-bank Arab juga menolak mentransfer dana bantuan ke pemerintahan Palestina karena takut akan sangsi dari AS.
Menlu Palestina, Mahmud Zahar menyambut baik keputusan negara-negara Arab untuk menghentikan blakade ekonomi terhadap Palestina.
"Keputusan negara-negara Arab mencabut blokade sangat penting, itu artinya negara-negara Arab akan kembali menggunakan saluran-saluran yang biasa digunakan untuk menyalurkan bantuan," kata Zahar pada para wartawan.
Ia menyatakan, butuh waktu sebelum aliran dana ke kas otoritas Palestina kembali normal. Bantuan dana itu akan bermanfaat bagi rencana pembentukan pemerintahan Palestina bersatu.
"Keputusan yang diambil oleh Liga Arab hari ini, menunjukkan sebuah dukungan politik yang penting bagi rakyat Palestina," sambung Zahar.
Ia juga mengungkapkan, pemerintah Kuwait sudah mentransfer dana bantuan sebesar 30 juta dollar pada pemerintahan otoritas Palestina. Namun ia tidak menjelaskan bagaimana dana bantuan itu ditransfer ke kas pemerintahan Palestina.
Sebelumnya Zahar mengatakan, biaya untuk membangun kembali kota Beit Hanun yang hancur akibat serangan brutal Israel Rabu (8/11) kemarin membutuhkan dana sekitar 50 juta dollar. Belum lagi untuk membantu keluarga para syuhada dan mereka yang luka-luka dalam pembantaian itu. (ln/iol/aljz)