Ikut campur tangan AS dan Eropa dalam konflik internal di Palestina antara Fatah dan pemerintahan Hamas nampaknya makin jelas. Sejumlah pejabat AS dan Eropa, hari Senin (25/12) dilaporkan mengunjungi basis latihan tentara Fatah yang dikenal dengan nama Brigade Badar di Yordania.
Para diplomat dan sumber-sumber lainnya yang mengetahui kunjungan itu, mengungkapkan, pemerintah AS mengirimkan pejabat level menengahnya ke fasilitas latihan militer Badar di Yordania untuk melakukan pembicaraan secara formal dalam rangka memperkuat pasukan Fatah. Namun para pejabat AS yang dimintai keterangan tentang informasi itu, memilih diam.
Sumber-sumber itu juga mengatakan, selain AS, secara terpisah Uni Eropa juga dilaporkan mengutus seorang pejabat militernya untuk melakukan pembicaraan dengan para komandan Badar dan mengetahui kebutuhan pasukan Badar.
Pasukan Badar dengan kekuatan 1.000 tentara, tambah sumber tadi, merupakan kekuatan awal yang akan dikerahkan ke Jalur Gaza dan daerah pendudukan Tepi Barat, sebagai bagian dari pasukan yang mendupat dukungan AS guna memperkuat posisi Presiden Palestina, Mahmud Abbas.
Mereka sengaja dipersiapkan selama berbulan-bulan untuk mendapatkan pelatihan dan perlengkapan yang cukup. Peran AS di sini, menurut sumber-sumber itu, membantu kordinasi bagi persiapan pengerahan pasukan tersebut ke Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Israel, yang selama ini mendapat tekanan AS dan Uni Eropa agar mengambil langkah untuk mendukung Abbas setelah Abbas menyerukan percepatan pemilu, sudah memberikan isyarat untuk membantu pengerahan pasukan Badar.
Menurut para analis, Brigade Badar adalah pasukan militer Fatah yang dilengkapi senjata dan mendapatkan pelatihan terbaik, setelah pasukan pengawal presiden. Pasukan itu dikerahkan untuk memperkuat pasukan pengawal presiden dan pasukan keamanan Fatah lainnya.
Fatah, selama ini dikabarkan berusaha mencari dana untuk menggaji Brigade Badar dan pasukan pengawal presiden, yang sejak Hamas memimpin pemerintahan Palestina, tidak lagi menerima haji akibat blokade bantuan oleh negara-negara Barat.
Pemerintah AS dikabarkan akan meminta persetujuan Kongres untuk menyediakan dana sebesar 100 juta dollar yang akan digunakan untuk memperkuat pasukan pengawal Presiden Abbas dan memperluas wewenang Abbas dalam mengontrol perbatasan-perbatasan yang strategis.
Sementara para pejabat di Israel mengungkapkan, AS sangat berperan penting dalam membantu mengatur pengiriman senjata dan amunisi untuk pasukan pengawal presiden Abbas melalui Mesir dan Yordania. Menurut sumber-sumber itu, pengiriman tersebut atas permintaan Abbas di bawah supervisi pihak keamanan Israel.
Saat ini, Abbas memiliki 3.700 pasukan pengawal presiden. Dengan bantuan AS dan sekutunya, Abbas berharap bisa menambah jumlah pasukan menjadi 4.700 orang dalam 12 sampai 18 bulan ini. (ln/iol)