Arab Saudi menegaskan bahwa sikapnya berbeda dengan AS atas persoalan bantuan terhadap pemerintah Palestina. Setelah Mesir, Arab Saudi juga menyatakan menolak permintaan AS agar Saudi tidak memberikan bantuan pada pemerintahan baru Palestina pimpinan Hamas.
Arab Saudi sebagai salah satu negara donor terbesar bagi Palestina malah mengingatkan AS yang mengambil sikap menghentikan bantuan pada Palestina, tanpa melihat terlebih dahulu kebijakan apa yang akan digariskan pemerintahan Hamas nanti.
Menlu Arab Saudi, Pangeran Saud al-Faisal dalam keterangan pers bersama Menlu AS Condoleezza Rice, Rabu (22/2) malam mengatakan, bantuan terhadap rakyat Palestina harus berdasarkan pada kebutuhan kemanusiaan.
"Kerajaan memastikan komitmen penuhnya untuk menghindari sikap berburuk sangka. Arab Saudi berharap bantuan internasional untuk rakyat Palestina harus dikaitkan hanya untuk kebutuhan kemanusiaan," kata al-Faisal.
Ia menambahkan, penghentian bantuan terhadap sistem infrastruktur seperti yang akan dilakukan AS, merupakan penolakan terhadap bantuan kemanusiaan bagi rakyat Palestina.
Dalam pertemuan dengan AS hari Rabu kemarin, Arab Saudi menegaskan bahwa mereka akan tetap melanjutkan pemberian bantuan dana yang jumlahnya sekitar 15 juta dollar AS setiap bulannya untuk pemerintah Palestina.
Setelah gagal mengajak Mesir dan Arab Saudi untuk mem’boikot’ pemerintahan Hamas, Menlu AS Condoleezza Rice pada Kamis (23/2) akan melanjutkan perjalanannya ke Uni Emirat Arab dan akan bertemua dengan sejumlah menteri di negara-negara Teluk itu.
Sementara itu, Israel dikabarkan mengancam Palestina jika menerima bantuan dari Iran. Seperti diketahui, Iran juga sudah menyatakan komitmennya untuk memberikan bantuan dana bagi pemerintahan Palestina yang baru pimpinan Hamas, setelah Israel menjatuhkan sanksi ekonomi pada Palestina dengan menghentikan pengiriman pendapatan pajak per bulan yang dikumpulkan Israel, yang seharusnya menjadi bagian hak Palestina. (ln/aljz)