Catatan sejarah menunjukkan, di balik sebuah pertemuan besar yang melibatkan negara-negara konflik dan konspiratif, selalu ada peristiwa besar pula yang terjadi. Walaupun hal ini jarang sekali diekspos oleh media besar.
Pada 26 Agustus lalu, sebuah memo bocor dari Central Intelligence Agency (CIA) yang menyebutkan Yahudi Amerika sebagai pengekspor terorisme. Lalu datang berita pada 30 Agustus dari kepala Sephardi, Rabi Ovadia Yosef yang menyatakan kalau pemimpin Otiritas Palestina (PA) Mahmoud Abbas harus binasa dari muka bumi sekaligus menyatakan kalau Tuhan telah menurunkan tulah kepada rakyat Palestina. Sayangnya, entah kenapa, berita-berita ini luput dari perhatian media besar AS.
Sebaliknya, liputan berita hanya menurunkan peristiwa 31 Agustus ketika empat warga Israel ditembak mati di Tepi Barat. Itu menjadi serangan paling mematikan dalam empat tahun terkahir ini yang dituduhkan pada Hamas, dan terjadi hanya beberapa jam sebelum pertemuan Benjamin Netanyahu dan Abbas dengan mediasi Washington yang diwakili Sekretaris Negara AS, Hillary Clinton.
Hal ini kontan kembali meneruk kenangan lama dari sekian banyaknya "insiden" pada masa pemerintahan Perdana Menteri Ariel Sharon. Tidak ada yang berani mengatakan bahwa Tel Aviv mungkin menjadi sumber insiden terbaru ini. Namun preseden di bawah ini bisa menjadi pertimbangan:
– Pada tanggal 12 April 2002, pada saat Menteri Luar Negeri AS, Colin Powell bertemu Ariel Sharon, serangan bom bunuh diri terjadi di Israel, menewaskan 8 dan melukai 22 orang.
– Pada tanggal 10 Mei 2002, pada saat George Bush bertemu dengan Ariel Sharon, serangan bom bunuh diri terjadi di Israel.
– Pada tanggal 11 Juni 2003, pada saat Ariel Sharon mengunjungi Gedung Putih, sebuah bom bunuh diri menewaskan 17 dan melukai 100 orang pada sebuah bus di Yerusalem.
– Pada tanggal 11 November 2003, ketika presiden Italia mengunjungi Amerika Serikat, Italia mengalami korban terbesar sejak Perang Dunia II ketika 19 orang Italia tewas di Irak.
– Pada tanggal 20 November 2003, ketika George Bush mengunjungi Perdana Menteri Tony Blair di London, utusan Inggris untuk Istanbul yang berjumlah 27 orang tewas oleh sebuah ledakan.
– Pada tanggal 30 November 2003, ketika presiden Spanyol mengunjungi Amerika Serikat, tujuh perwira intelijen Spanyol tewas di Irak. (sabbah/aussiemuslim)