Hamas yang menguasai Jalur Gaza hari Kamis lalu mengatakan bahwa alasan terkait dengan masalah keselamatan dan tradisi sosial, berada di balik larangan perempuan mengendarai sepeda motor dan skuter.
Dalam sebuah keputusan yang dikeluarkan oleh kementerian dalam negeri, dikatakan bahwa wanita dilarang untuk mengendarai kendaraan roda dua atau menjadi penumpang yang dibonceng, untuk membatasi angka kecelakaan dan untuk "melindungi nilai-nilai masyarakat."
Jurubicara Ehab Al-Ghsain mengatakan bahwa keputusan itu diambil setelah mereka menemukan bahwa perempuan yang dibonceng di belakang suami atau kerabat laki-laki mereka merupakan alasan utama kecelakaan dalam beberapa minggu terakhir.
"Kami telah mengambil serangkaian keputusan untuk membatasi dan menghindari kecelakaan yang berakibat hilangnya nyawa. Laki-laki yang memboncengi perempuan dibelakangnya menjadi salah satu sebab kecelakaan dan hal tersebut juga tidak cocok dengan tradisi sosial kita," katanya.
Kelompok-kelompok HAM mengatakan Hamas secara bertahap telah berusaha menerapkan aturan Islam yang ketat pada 1,5 juta warga Palestina di Gaza.
Banyak pasangan di Gaza yang mengeluh karena dihentikan oleh polisi yang meminta surat-surat yang dapat membuktikan bahwa mereka sudah menikah atau merupakan mahramnya, dan para laki-laki di Gaza juga telah diberitahukan untuk tidak membuka auratnya selama berada di pantai.(fq/aby)