Analis Senior Aljazeera Bantah Klaim Palsu Penjajah Telah Beri Bantuan untuk Gaza

Al Jazeera’s senior political analyst on Israeli massacre in Gaza

Eramuslim.com – Marwan Bishara, analis politik senior Al Jazeera, menyangkal klaim palsu tim hukum negara palsu ‘Israel’ hari Jumat (17/5/2024) di hadapan Mahkamah Internasional (ICJ) bahwa mereka telah memberikan bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.

“’Israel’ mencoba menyampaikan bahwa mereka membantu Gaza, tetapi tidak ada sama sekali kiriman ‘Israel’ yang masuk ke Gaza. ‘Israel’ tidak memberikan kontribusi terhadap bantuan Gaza, semuanya datang dari dunia luar,” ungkap Bishara.

“Bahkan terkadang ada kritik di media-media ‘Israel’ seperti: ‘Mengapa kami harus membantu masyarakat Gaza?’”

Tak hanya itu, para pemukim ilegal ‘Israel’ juga terus menyerang truk-truk pembawa makanan dan obat-obatan untuk warga Palestina. Terkini, mereka sampai membakar truk bantuan dan menyiksa pengemudinya semalaman.

“’Israel’ tidak melakukan apa pun – tidak sama sekali – untuk rakyat Gaza,” tegas Bishara.

“Bahkan dalam kaitannya dengan ‘Israel’ sebagai pelaku pendudukan, mereka sebenarnya mempunyai kewajiban untuk memberikan bantuan – yang berarti melindungi dan memastikan bahwa masyarakat di Gaza, sebagai masyarakat yang diduduki, memiliki mata pencaharian.”

“Akan tetapi, ‘Israel’ menolak melakukan semua itu. Justru apa pun yang dilakukan ‘Israel’ selama ini adalah memblokir semua bantuan yang masuk ke Gaza dari seluruh dunia.”

Puluhan Pakar Kecam Penghentian Pendanaan untuk UNRWA

Puluhan pakar PBB mengecam masih dilakukannya penghentian atas pendanaan UNRWA, meski sudah terbukti bahwa lembaga PBB untuk pengungsi Palestina itu tidak ada kaitannya dengan ‘terorisme’.

Sebelumnya, puluhan negara membekukan dana bantuannya untuk lembaga PBB itu, tak lama setelah penjajah ‘Israel’ menuduh anggota staf UNRWA terlibat dengan Hamas dan berpartisipasi dalam serangan 7 Oktober di wilayah jajahan ‘Israel’.

“Beberapa negara – termasuk donor terbesar, AS – masih menolak untuk memulai kembali pengiriman dananya ke UNRWA, meskipun penyelidikan independen tidak menemukan bukti adanya hubungan staf mereka dengan terorisme,” sebut 28 pelapor khusus dan pakar PBB dalam sebuah pernyataan.

“Hal ini menunjukkan bahwa UNRWA kembali menjadi sasaran politik pada saat-saat kritis. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan serius tentang pertanggungjawaban atas kerugian yang ditimbulkan; baik pada UNRWA maupun warga Palestina di Gaza yang dilayani oleh badan tersebut,” ucap para ahli tersebut. (Aljazeera/Sahabat AlAqsha)

Beri Komentar