Putra salah seorang pendiri Hamas menjadi kunci utama dan sumber informasi bagi intelijen Israel di dalam gerakan Islam, karena dari informasinya lah telah banyak membantu menggagalkan puluhan serangan Hamas terhadap Israel, seperti dilaporkan oleh sebuah surat kabar Israel Haaretz hari rabu kemarin (24/2).
Musab Hassan Yusuf (32 tahun), adalah putra Syaikh Hassan Yusuf – berkode nama "Pangeran Hijau" telah menjadi agen intelijen internal Shin Bet, menurut surat kabar harian Haaretz.
Artikel yang dipublikasikan di surat kabar tersebut, berdasarkan ringkasan dari sebuah buku yang berjudul "Son of Hamas", yang ditulis oleh Yusuf, yang murtad masuk Kristen pada 10 tahun yang lalu dan sekarang tinggal di California. Buku itu akan segera diterbitkan di Amerika Serikat pada minggu depan.
Artikel dalam surat kabar itu mengatakan bahwa Yusuf mempunyai peranan penting dalam penangkapan Ibrahim Hamid, salah seorang pimpinan militer di Tepi Barat, dan Abdullah Barghuti, pembuat bom terkenal yang berada di balik serangan bom bunuh diri pada tahun 2001 di sebuah restoran di Yerusalem.
Bantahan Syaikh Hassan Yusuf dan Hamas
Syaikh Hassan Yusuf – seorang pemimpin senior Hamas di Tepi Barat yang ditahan pada bulan September 2005 dan masih ditahan di penjara Israel – membantah putranya memiliki akses terhadap rahasia internal Hamas.
"Musab tidak pernah menjadi anggota aktif Hamas dalam kapasitas sebagai apa pun, baik dalam politik ataupun sayap bersenjata," katanya dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan Hamas.
"Dari tahun 1996, ketika ia berusia 17 tahun, ia menghadapi pemerasan dan tekanan dari intelijen Israel dan ketika ia mengungkapkan situasi pada waktu itu, anak-anak dari gerakan telah memperingatkan tentang dia," kata pernyataan tersebut.
Hamas juga mengatakan Syaikh Hassan Yusuf bekerja sepenuhnya di publik sayap politik gerakan Hamas. Ia terpilih masuk parlemen pada tahun 2006.
Sedangkan Sami Abu Zuhri, juru bicara Hamas dalam sebuah pernyataan yang disampaikan kepada Pusat Informasi Palestina, mengatakan bahwa tuduhan yang diterbitkan oleh surat kabar Haaretz tentag putra salah seorang pemimpin Hamas, Syaikh Hassan Yusuf sebagai agen intelijen Israel hanyalah sebuah rencana Zionis yang bertujuan untuk memprovokasi publik agar peran Zionis bisa ditutupi dalam keterlibatan mereka membunuh Mahmud Mabhuh.
Dan tujuan lainnya adalah untuk merusak kepribadian Syaikh Hassan Yusuf serta berusaha merusak dan mengalihkan opini publik terhadap peran Mossad dalam membunuh Mabhuh.
Kisah tentang "murtad"nya anak salah seorang petinggi Hamas, sebenarnya telah beredar luas sejak beberapa bulan yang lalu di milis-milis, dan forum-forum yang banyak menghujat Islam. Dan baru kali ini surat kabar Haaretz mempublikasikannya secara terang-terangan, ditengah penyelidikan kasus pembunuhan Mahmud Mabhuh salah seorang tokoh puncak Hamas. Publik telah banyak mengetahui bahwa pembunuh Mabhuh adalah Mossad.
Seandainya berita yang beredar tentang murtadnya dan menjadi agen Israel anak Syaikh Hassan Yusuf, sebagai seorang muslim kita tidak harus merasa aneh, ataupun merasa terkejut dan menyatakan informasi yang mempublikasikan hal ini bisa melemahkan perjuangan, seharusnya kita melihatnya dengan kaca mata yang bijak karena jangankan seorang Syaikh Hassan Yusuf yang cuma manusia biasa, istri Nabi Luth murtad, anak Nabi Nuh tidak mau ikut agama bapaknya dan masih banyak kisah lain yang sejenis.
Kalau Raihan dalam nasyidnya mengatakan, Iman adalah mutiara, iman tak dapat dijual beli, iman tak dapat diwarisi dari seorang ayah yang bertaqwa. (fq/imo/aby/pic)