Selain batu dan ketapel, anak-anak Palestina, menggunakan "senjata baru" untuk melawan penjajahan Zionis Israel. Senjata baru mereka adalah kamera video, yang digunakan untuk merekam tindak kekerasan yang dilakukan tentara-tentara Zionis terhadap rakyat Palestina. Rekaman-rekaman video itulah yang bisa dijadikan bukti jika kasusnya sampai ke pengadilan.
Kamera video mereka dapatkan dengan cuma-cuma dari Btselem, organisasi hak asasi manusia di Israel. Sejak tiga tahun belakangan ini, Btselem menggelar proyek membagikan kamera video dan melatih anak-anak Palestina menggunakan kamera video tersebut untuk mengumpulkan bukti-bukti pelanggaran dan tindakan sewenang-wenang tentara-tentara Israel dan pemukim Yahudi terhadap warga Palestina di Tepi Barat.
Btselem sudah membagikan 150 kamera video di seluruh wilayah Tepi Barat dan Gaza. Sampai saat ini, Btselem berhasil merekam aksi-aksi kekerasan tentara Zionis maupun pemukim Yahudi, yang jika disatukan membutuhkan waktu tayang sekitar 1.500 jam. Beberapa rekaman video para sukarelawan menjadi bukti penting di pengadilan saat warga Palestina mengajukan gugatannya ke aparat hukum Israel.
"Bagi kami, kamera sudah seperti senjata. Kamera bisa menunjukkan pada semua orang di dunia apa yang sebenarnya terjadi," kata Arafat Kanaan, pemuda Palestina berusia 17 tahun yang kerap "meliput" aksi unjuk rasa aktivis anti tembok pembatas Israel di Tepi Barat.
Kakak perempuan Arafat, Salam, berhasil mereka tindakan seorang tentara Zionis yang menembak seorang warga Palestina di Ni’lin. Warga Palestina itu ditembak dalam kondisi tangan diborgol. Dengan bukti hasil rekaman tersebut, tentara Israel yang melakukan penembakan diadili.
Salam, Arafat dan Rasheed Amira akhirnya membentuk Ni’lin Media Group yang setiap minggu memproduksi paket rekaman video aksi-aksi protes dan kehidupan sehari-hari warga Palestina di bawah penjajahan Zionis Israel.
Kamera-kamera video itu memberi keleluasaan bagi warga Palestina, bukan sekedar hanya untuk mereka tindakan sewenang-wenang tentara Zionis dan pemukim Yahudi, tapi juga untuk membuat rekaman-rekaman dokumenter tentang penderitaan rakyat Palestina akibat penjajahan Israel.
Mohammed Al-Majdalawi. seorang pemuda Gaza mengatakan, "Film-film yang kami buat di Gaza sangat penting karena tidak banyak media di dunia yang menampilkan secara detil kehidupan yang sebenarnya di Gaza."
Jika pada dua peristiwa Intifada, anak-anak Palestina menggunakan batu untuk melawan pasukan Zionis (anak-anak Palestina pelempar batu itu disebut Shabab), sekarang mereka menggunakan video untuk melakukan perlawan dan dijuluki "Shabab si Video". (ln/CP)