Aktivis Yahudi-Muslim Kerjasama Gagalkan Pembangunan "Museum Toleransi"

Sejumlah warga Yahudi dan Muslim di Palestina berinisiatif untuk menghentikan pembangunan museum oleh otoritas Israel. Museum yang oleh Israel disebut "Museum Toleransi" itu dibangun di atas pemakaman umum milik warga Muslim di kota Yerusalem.

Kelompok Yahudi-Muslim di kota ini berupaya agar pembangunan museum itu dinyatakan ilegal dan bukan murni sebagai ajaran ritual agama Yahudi, agar kaum Yahudi tidak mendatangi museum itu.

Menurut harian Israel Haaretz versi online, pemakaman warga Muslim yang diambil alih oleh Israel untuk membuat areal parkir dan lokasi museum, sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Otoritas Israel menggali ratusan makam warga Muslim untuk keperluan pembangunan museum yang didanai oleh organisasi lobi Yahudi yang berbasis di AS, Wiesenthal Center.Tulang belulang dari makam-makam tersebut akan dikuburkan kembali di tanah yang tersisa dari pembangunan museum itu.

Ormas-ormas Islam di Israel memprotes pembangunan museum tersebut dan sudah mengajukan gugatan ke Pengadilan Tinggi Israel. Menanggapi gugatan itu, pihak pengadilan berdalih bahwa pengelola museum tidak melaporkan adanya komplain dari komunitas Muslim ketika pemakaman dialihfungsikan menjadi areal parkir dan museum.

Para aktivis dari Komite Israel Anti-Penggusuran Rumah Palestina, tokoh Partai Meretz, Meir Margalit yang juga anggota Dewan Kota Yerusalem dan CEO Israel-Palestine Center for Research and Information, Gershon Baskin kemudian berinisiatif untuk menghentikan pembangunan museum tersebut.

Margalit dan Baski melobi tokoh Yahudi dari Partai Shas, Meir Sheetreet agar mendukung inisiatif itu. Sheetreet menyatakan siap mendukung upaya menghentikan "Museum Toleransi", tapi ia minta Margalit dan Baskin meminta jaminan dari Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk tidak mengganggu gugat makam Yusuf di kota Nablus, Tepi Barat.

Atas permintaan itu, Kepala Kantor Abbas, Rafik Al-Husseini sudah mengirimkan surat pada para aktivis Israel bahwa makam tersebut akan dilindungi sesuai perjanjian Oslo, perjanjian damai yang ditandatangani antara pihak Israel dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO). Dalam suratnya, Al-Husseini juga meminta agar Israel menghormati tempat-tempat suci milik warga Muslim, termasuk pemakaman Muslim yang diatasnya akan dibangun museum Israel. (ln/IMEMC)