Warga Palestina di Tepi Barat berunjuk rasa memperingati peristiwa Naksa-perang Timur Tengah 1967 yang mengawali penjajahan Israel di tanah Palestina. Di Yerusalem Timur, polisi Israel membubarkan konferensi 40 tahun pencaplokan Yerusalem Timur oleh Zionis Israel, yang diselenggarakan warga Palestina.
Para pengunjuk rasa berkumpul di lapangan kota Nablus dan Ramallah, dan melakukan long march mulai dari pos pemeriksaan Israel hingga pintu masuk utama wilayahTepi Barat. Dalam aksi unjuk rasa itu mereka menuntut diakhirinya penjajahan dan penindasan Israel di tanah Palestina.
PM Palestina Ismail Haniyah dalam pidatonya hari Selasa (5/6) menyatakan, "Tidak akan ada solusi dari krisis yang terjadi saat ini, tanpa mencabut isolasi yang tidak berperikemanusiaan. "
"40 tahun telah berlalu sejak 1967 dan Israel masih menjajah tanah Palestina, tapi tidak bagi rakyat Palestina, " tegas Haniyah.
Perang tahun 1967 dimulai pada tanggal 5 Juni. Serangan udara Israel berhasil mengalahkan angkatan bersenjata Mesir. Perang diakhiri dengan aneksasi Israel terhadap wilayah Tepi Barat termasuk Yerusalem Timur, Jalur Gaza, dataran tinggi Golan dan gurun Sinai.
Bukan hanya warga Palestina yang memperingati peristiwa Perang 1967, di kota Hebron, Tepi Barat, sekitar 200 pemukim Israel juga turun ke jalan memperingati peristiwa itu. Mereka mendesak pemerintah Israel untuk memindahkan semua pemukim Yahudi dari Yerusalem Timur.
Tak jauh dari tempat mereka berunjuk rasa, sekelompok warga Israel lainnya melakukan aksi tandingan dan menyebut mereka sebagai "pengkhianat" karena menuntut pemukim Yahudi dipindah dari kota Yerusalem.
Aksi masa warga Israel dijaga ketat oleh sejumlah tentara yang berjaga-jaga dari atas atap-atap gedung. Beberapa warga Palestina lainnya hanya menonton dari jendela-jendela tempat tinggal mereka.
Sementara sebagian warga berunjuk rasa, tentara-tentara Israel kembali melakukan razia terhadap pejuang Palestina di kota Hebron. Dalam razia itu, Israel menembak seorang laki-laki warga Palestina berusia 67 tahun hingga tewas, termasuk isteri dan tiga laki-laki lainnya yang ada di dalam rumah, namun mereka hanya mengalami luka tembak.
Di dekat tembok pemisah di Tepi Barat sekitar 500 warga Palestina dan Israel berkumpul dan berunjuk rasa, memprotes keberadaan tembok pemisah yang dibangun Israel.
"Jika Anda berpikir tembok ini bisa menghentikan aksi-aksi serangan bom, Anda salah. Ada jutaan cara untuk menuju ke Tel Aviv, " ujar Rajoub salah satu warga yang ikut aksi massa. (ln/aljz)