Dalam laporan yang telah diterbitkan oleh Bank Dunia pada Tahun 2013 ini, menyatakan bahwa penjarahan Israel terhadap setengah dari wilayah Tepi Barat, Palestina, telah menimbulkan kerugian ekonomi Palestina sebesar 3,4 miliyar dollar Amerika Serikat.
Selain itu, Bank Dunia juga memprediksi bahwa perekonomian Palestina dapat tumbuh sebesar 35 %, jika pemerintahan Tel Aviv mengembalikan sekitar 60 % wilayah Paletina di Tepi Barat yang berada dalam kontrol mereka.
Dalam laporan tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah yang dikuasai oleh Israel di Tepi Barat, merupakan lahan pertanian yang subur dan kaya akan sumber daya alam, serta melarang warga Palestina untuk mengeksploitasi wilayah tersebut.
Salah satunya adalah wilayah ‘C’ , yang dalam perjanjian perdamaian Oslo antara Palestina dan Israel pada tahun 1993, menyatakan bahwa pemerintah Israel harus menyerahkan daerah- daerah yang menjadi lahan pertanian dan sumber daya alam kepada Otoritas Palestina secara bertahap sampai tahun 1998. Akan tetapi hingga saat ini, belum ada satupun yang diserahkan oleh pemerintah Israel.
Dalam prediksinya Bank Dunia memiliki keyakinan bahwa pembebasan kegiatan ekonomi Palestina di wilayah ‘C’ akan memiliki dampak yang signifikan pada pengembangan usaha, pertanian dan eksploitasi air alami di Laut Mati, serta penggalian sektor pertambangan, konstruksi , pariwisata dan telekomunikasi.
Perlu diketahui bahwa pendapatan pemerintah Palestina pada tahun ini naik sebesar 800 juta Dolar Amerika Serikat, dimana sebagian besar kegiatan ekonomi masih di kontrol oleh pihak Israel dan belum termasuk di wilayah Jalur Gaza. (Aljazeera/Zhd)