Organisasi hak asasi manusia B’Tselem dalam laporannya yang dirilis Selasa (1/7) menyebutkan, warga Palestina di Tepi Barat hanya mengkonsumsi sepertiga dari per kapita air yang harus mereka konsumsi berdasarkan rekomendasi organisasi kesehatan dunia WHO.
Menurut laporan B’Tselem, rezim Zionis telah bertindak diskriminatif dalam distribusi air di Tepi Barat. Israel sangat membatasi akses air bersih untuk warga Palestina, sementara para pemukim Yahudi mendapatkan akses air bersih tiga setengah kali lebih besar sehingga warga Palestina tidak bisa mengkonsumsi air seperti yang direkomendasikan WHO.
"Kronisnya masalah pasokan air bersih adalah dampak dari kebijakan diskriminatif Israel dalam distribusi air dari sumber-sumber air yang seharusnya menjadi milik bersama, di Tepi Barat dan pembatasan-pembatasan yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina yang ingin menggali sumur-sumur baru, " papar B’Tselem dalam laporannya.
Organisasi itu menyatakan, persediaan air bersih menjadi problem besar yang dihadapi warga Palestina di Tepi Barat pada musim panas ini, di mana curah hujan berkurang dalam beberapa tahun terakhir.
B’Tselem mendesak rezim Zionis Israel untuk tidak bersikap diskriminatif dalam pembagian air bersih bagi seluruh warga di Tepi Barat dan menjamin tersedianya pasokan air bersih yang cukup untuk semua warga, baik pemukim Yahudi maupun warga Palestina karena hukum internasional mengakui hak untuk mendapatkan air bersih adalah salah satu hak asasi manusia yang paling mendasar. (ln/presstv)