Akibat dihancurkannya terowongan bawah tanah dan ditutupnya pintu perlintasan Rafah yang biasanya digunakan untuk memasok kebutuhan bahan makananan dan bahan bakar serta kebutuhan lainnya, kini pemerintah Palestina di Jalur Gaza sedang menghadapi krisis pendapatan keuangan untuk membayar gaji para pegawai pemerintahan.
Diperkirakan lebih dari seribu orang pegawai pemeritahan Palestina di Jalur Gaza, terancam tidak akan mendapatkan hak gaji mereka secara penuh pada Hari Raya Ied Adha tahun ini.
Sebelumnya pemerintah Jalur Gaza telah menetapkan pajak terhadap lalu lintas pengiriman barang melalui terowongan, yang menjadi salah satu sumber daya pemasukan keuangan bagi pemerintahan Gaza.
Pada bulan September lalu, pemerintaha Gaza hanya membayar 77 % dari gaji para pegawai pemerintahan yang berjumlah sekitar lima puluh ribu orang.
Pemerintah Gaza pada hari Selasa telah mengatakan akan memberikan seribu shekel ($ 280 ), sebagai tunjangan Ied Adha kepada seluruh pegawai negeri sipil sebelum Hari Raya Idul Adha .
Hal ini ditanggapi beragam oleh para pegawai, contohnya Mohammed Khalil (47 tahun), “saya mendapatkan gajinya untuk bulan Agustus lalu sejumlah $ 1.700 shekel ($ 476), tapi jumlah tersebut tidak mencukupi.”
Tidak diketahui persis berapa banyak uang yang diperoleh oleh pemerintah Gaza dari aktivitas terowongan bawah tanah, menurut salah seorang pengamat ekonomi Gaza mengatakan bahwa pendapatan dari aktivitas ini mencapai 70 % dari anggaran bulanan, sementara itu para pejabat Hamas mengatakan bahwa pendapatan dari aktivitas terowongan bahwa tanah tidak melebihi 40 %. (aljazeera/Zhd)