Eramuslim – Entitas Zionis Israel akhirnya secara resmi mengakui bahwa Gerakan Perlawanan Islam Palestina “Hamas” telah menyandera empat warganya yang terdiri dari 2 orang tentara dan 2 warga sipilnya di Jalur Gaza.
Pengakuan ini dilontarkan Menteri Pertahanan Avigdor Lieberman dalam sesi jawab dengan anggota Knesset Zionis Israel pada hari Senin 5 Juni kemarin, seperti dilansir surat kabar berbahasa Ibrani Haaretz.
Dalam sesi Tanya jawab tersebut, Lieberman mengungkapkan penyesalanya atas sikap diam masyarakat internasional juga Palang Internasional untuk dapat mengunjungi para tawanan atau mengizinkan mereka untuk berkunjung.
“Kondisi kemanusiaan di Gaza tidak akan pernah membaik sebelum mereka mengizinkan Palang Merah Internasional mengunjungi para sandera Israel yang ditawan Hamas,” ujar Lieberman dihadapan anggota Knesset.
Dalam konteks terkait, Hamas menganggap pernyataan Menhan Lieberman tak ada faidahnya, karena keduanya tidak memiliki perjanjian apapun terkait pertukaran tawanan.
Anggota biro politik Hamas, Sholah Bardawil mengungkapkan, keputusan Hamas sudah final tidak akan melakukan pembicaraan apapun terkait sandera sebelum Israel membebaskan semua tawanan yang telah dibebaskan dalam transaksi pertukaran tawanan sebelumnya.
Dalam pernyataanya di Quds Press, hari Selasa (7/6) Bardawil menegaskan bahwa bahwa tawanan harus dibayar tawanan.
Pada bulan April 2016 brigade Izzuddin Al Qassam mengumumkan berhasil menawan empat serdadu Zionis Israel tanpa menjelaskan secara rinci.
Al Qassam menekankan bahwa semua informasi terkait keempat serdadu tersebut harus ditebus dengan harga yang jelas dan mahal sebelum pertukaran tawanan dan setelahnya. Al Qassam menegaskan bahwa pihaknya tidak akan melakukan perundingan dalam hal ini.
Pada Oktober 2011 perlawanan Palestina berhasil membebaskan 1000 tawanan Palestina terutama mereka yang divonis hukuman berat, setelah melakukan perundingan tidak langsung dengan Israel melalui perantaraan Mesir yang berlangsung selama lima tahun, setelah mereka menawan Gilad Shalit sejak tahun 2006. Namun tentara Zionis kembali menahan puluhan mantan tawanan yang dibebaskan dalam kesepakatan tersebut. (Pip/Ram)