Dr Mussa Abu Marzuk, wakil kepala politbiro Hamas mengatakan Israel yang paling berkepentingan dari dampak terjadinya pergeseran kekuasaan di Mesir.
Hal itu dikarenakan kesepakatan damai bisa ditinggalkan setelah rakyat Mesir berhasil menggulingkan rezim yang berkuasa.
"Israel ketakutan rezim-rezim Arab akan berubah ke arah demokrasi, yang akan mengubah posisi pendudukan Israel dengan berjalannya waktu," kata Abu Marzuk dalam wawancara Senin kemarin (21/2) dengan Palestine Today.
Abu Marzuk menambahkan bahwa jatuhnya rezim Mesir telah "melemparkan bayangan" terhadap otoritas Fatah yang berkuasa di Tepi Barat, yang Mesir sendiri menjadi salah satu pendukung utama mereka.
"Orang Arab dan Muslim hidup saat ini di era baru dan memiliki aspirasi kuat untuk kebebasan penuh dan mengakhiri penghinaan dan penindasan yang telah mereka alami untuk jangka waktu yang lama."
"Orang-orang Arab berhasil memecahkan hambatan dalam menghadapi rezim yang menindas serta memaksa mereka untuk sebuah perubahan dan hanya merespon aspirasi rakyat," katanya menegaskan, seraya menambahkan bahwa reformasi harus memiliki refleksi langsung terhadap Palestina.
"Masih banyak adanya perebutan antara pasukan perubahan dan kekuatan konservatif, namun penghalang rasa takut itu telah jatuh. Orang Arab saat ini hidup condong ke arah kebebasan dan ingin mengakhiri pemerintahan lama, dan mengkonsumsi sikap politik terkait hubungan dengan Israel. "
"Proses perubahan yang telah diluncurkan dan akan kembali menggelinding. Revolusi telah merubah dekade kediktatoran," katanya, menambahkan bahwa perubahan saat ini akan menunjukkan wajah di seluruh kawasan, terutama Palestina di garis terdepan.(fq/pic)