Abbas Tuduh Hamas Memboikot PLO

Mahmud Abbas, Presiden Palestina yang telah berakhir masa tugasnya mengatakan, bahwa dirinya tidak akan berbicara dengan kolompok manapun yang tidak mengakui legitimasi Palestina Liberation Organisation (PLO), termasuk diantarnya Hamas.

"Kami telah sampaikan dengan tegas, tidak ada dialog dengan siapapun yang menolak PLO," jelas Abbas di tengah kunjungannya menjenguk para korban Gaza yang dirawat di rumah sakit di kota Kairo, Mesir.

Abbas melakukan pertemuan dengan Husni Mubarak pada hari Ahad kemarin, untuk membahas persatuan Palestina dan gencatan senjata setelah perang Israel di Gaza. Ia langsung mengkritik Hamas, dan menuduh bahwa korban Gaza adalah akibat dari sikap Hamas yang memilih jalur perlawanan terhadap Israel.

"Mereka telah mengambil resiko dengan tumpahnya darah warga Palestina dan menyuramkan masa depan mereka, serta bermimpi untuk mendirikan negara Palestina yang independen" ucap Abbas.

Abbas menuduh Khalid Misy’al-kepala Biro Politik Hamas yang diasingkan ke Suriah-bulan lalu mengatakan, bahwa PLO sudah usang, dan menyatakan akan membentuk otoritas nasional yang baru serta mengusulkan reformasi total di tubuh PLO.

Kesimpulan Abbas ini dibantah oleh Ahmad Yusuf, penasehat Ismail Haniyah yang dalam petikan wawancaranya dengan stasiun TV Al Jazeera mengatakan, bahwa Fatah merupakan kendala nyata untuk mewujudkan persatuan di tanah Palestina.

Dirinya mengatakan, kalau Hamas telah berulang kali mendesak Abbas untuk melakukan reformasi agar PLO kembali lebih inklusif, tapi anjuran itu tak pernah ditanggapi serius oleh Abbas.

"Beberapa kali kami mengadakan perjanjian untuk persatuan Hamas dan Fatah, mulai dari deklerasi Mekah hingga konferensi yang diadakan di Mesir pada Januari lalu, namun Fatah selalu saja berkilah dan menyalahkan kami. Sehingga setiap pertemuan tak pernah menghasilkan kata sepakat". jelas Ahmad Yusuf, meluruskan tuduhan Abbas yang selalu menyalahkan Hamas.

Ahmad Yusuf kemudian menambahkan, bahwa Hamas telah menunggu respon dari Israel terhadap gencatan senjata yang diusulkan secara resmi oleh pihak Mesir. "Kami dapat berbicara tentang penghentian serangan roket, tentunya setelah Israel menanggapi usulan kami. Dan kami terus mengambil segala peluang positif yang ada demi kebaikan bangsa Palestina "

Hamas menginginkan Israel mencabut embargo dari Jalur Gaza, sementara Israel meminta dihentikannya serangan roket Hamas ke Selatan Israel dan menutup terowongan yang selama ini digunakan untuk menyelundupkan senjata. Israel sendiri menolak untuk melakukan negosiasi langsung dengan Hamas, dengan alasan sibuk dengan persiapan pemilu Israel yang akan diadakan pada tanggal 10 Februari nanti. (sn/alj)