Presiden Otoritas Palestina Mahmud Abbas tidak keberatan akan pengakuan terhadap negara Israel, asalkan Israel mau mengakui sebuah negara Palestina yang merdeka.
Dalam pernyataannya Abbas mengatakan: "Israel dapat menyebut diri mereka dengan label apapun yang mereka inginkan, tetapi penting untuk mengakui negara Palestina yang merdeka."
Dalam sebuah wawancara dengan radio Abbas menyatakan: "Israel dapat memanggil dirinya sendiri dengan nama Zionis Israel kerajaan-Yahudi atau apapun namanya, sembari menekankan bahwa keYahudian Israel tidak menjadi urusan bagi Palestina.
Abbas juga mengatakan bahwa "Jika Israel ingin pengakuan sebagai bangsa, mereka juga harus mengakui hak bangsa Palestina, sambil menekankan bahwa perundingan damai yang sedang berlangsung dengan Israel bisa terus berlanjut hanya jika adanya perpanjangan keputusan untuk membekukan kegiatan permukiman di Tepi Barat.
Pernyataan Abbas ini datang pada saat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa "Israel tidak akan menyerahkan pengakuan terhadap negara bagi rakyat Palestina, Abbas tidak bisa menghindari masalah ini atau mencari subyek lain untuk membahasnya, namun yang jelas Palestina harus mengakui negara Israel sebagai negara bagi orang Yahudi."
Netanyahu menegaskan Israel akan bersikeras pada penerapan pengaturan keamanan yang tidak bisa dikompromikan, termasuk keberadaan mereka di sepanjang Lembah Yordan.
Sementara itu, sumber-sumber diplomatik Perancis mengatakan bahwa Abbas akan mengunjungi Paris pada hari Ahad dan Senin depan untuk mengadakan pembicaraan dengan Presiden Nicolas Sarkozy, sumber itu menambahkan bahwa Abbas akan tiba di ibukota Perancis pada hari Ahad sore, untuk bertemu Presiden Perancis pada hari Seninnya.
Perjalanan Abbas ke Paris itu bertepatan dengan tanggal berakhirnya pembekukan pembangunan pemukiman parsial, yang berlangsung sepuluh bulan, yang dijadwalkan akan berakhir pada tanggal 26 September bulan ini, atau tengah malam pada tanggal 30 September sebagai tenggang waktu yang ditetapkan oleh IDF. (fq/imo)