Tampaknya walaupun enggan mengatakannya, Mahmoud Abbas, yang menyatakan diri sebagai Presiden Otoritas Palestina mengakui bahwa Amerika memang pro-Israel. Ini terjadi berkaitan dengan negosiasi damai yang sedang dibicarakan oleh kedua belah pihak dan Amerika bertindak sebagai mediasinya.
Dalam wawancaranya dengan Al-Ayyam, Abbas merespon pertanyaan peranan Amerika Serikat dalam mediasi perundingan itu, mengatakan bahwa "tentu saja AS bias terhadap Israel, mereka belum menjadi sekutu bagi kami sejak tahun 1993."
Dia juga mengatakan bahwa "kami bekerja dengan mediator Amerika yang mengatakan bahwa mereka adalah sekutu Israel, dan kita harus menghadapi kenyataan itu."
Abbas dalam pertemua itu dikatakan memprioritaskan perbatasan tahun 1967 dan masalah keamanan perbatasan, menurut kantor berita Maan.
Abbas mengatakan pendekatannya terhadap perbatasan akan mulai dengan tahun 1967 yang membatasi garis negara Palestina dari sana. "Setelah kami memiliki perbatasan, kami dapat menemukan solusi untuk Yerusalem, air dan permukiman," katanya, menambahkan bahwa masalah pengungsi akan ditangani di babak berikutnya.
Keamanan, katanya, kemudian akan mudah untuk Palestina. "Kami tidak akan menerima kehadiran sipil atau militer Israel di tanah Palestina."
Abbas akan bertemu lagi Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu minggu depan di kota wisata Mesir, Sharm Ash-Sheikh. (sa/wb)