Eramuslim.com – Warga Palestina di Jalur Gaza mulai berpuasa hari Senin di tengah ujian kelaparan memburuk di seluruh jalur tersebut dan tekanan meningkat terhadap ’Israel’ atas meningkatnya krisis kemanusiaan.
Amerika Serikat, Qatar dan Mesir berharap bisa menjadi perantara gencatan senjata menjelang bulan puasa yang biasanya penuh kegembiraan ini, yang mencakup pembebasan sandera ‘Israel’ dan tahanan Palestina, serta masuknya lebih banyak bantuan kemanusiaan. Namun perundingan gencatan senjata terhenti pekan lalu.
BREAKING| Casualties reported in Israeli brutal airstrikes on central Gaza. pic.twitter.com/jhmvKgPQjM
— Quds News Network (@QudsNen) March 12, 2024
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan sebanyak 67 orang gugur akibat serangan ‘Israel’. L telah dibawa ke rumah sakit selama 24 jam terakhir, menjadikan jumlah korban tewas warga Palestina menjadi lebih dari 31.112 sejak perang dimulai.
Kementerian tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan dalam perhitungannya, namun mengatakan bahwa perempuan dan anak-anak merupakan dua pertiga dari korban tewas.
Di tengah meningkatnya serangan ‘Israel’ di Gaza, Yordania memperingatkan pembatasan yang diberlakukan oleh penjajah ‘Israel’ terhadap akses jamaah shalat ke di Masjid Al-Aqsha yang diduduki selama Ramadhan akan mendorong situasi menuju “ledakan”.
UNRWA, badan kemanusiaan terbesar di Jalur Gaza mengatakan “kelaparan terjadi di mana-mana di Gaza” saat Ramadhan dimulai dan menegaskan kembali seruan untuk “gencatan senjata segera” selama bulan suci ini.
Ismail Haniyah, Kepala Biro Politik Hamas, menyalahkan penjajah karena gagal mencapai kesepakatan gencatan senjata sebelum Ramadhan, dengan mengatakan: “Kami tidak menginginkan kesepakatan yang tidak mengakhiri perang di Gaza.”
Agresi selama lima bulan telah memaksa sekitar 80% dari 2,3 juta penduduk Gaza meninggalkan rumah mereka dan menyebabkan ratusan ribu orang berada di ambang kelaparan.
Menuntut Netanyahu Mundur
Sementara itu, ribuan orang ‘Israel’ berunjuk rasa di Tel Aviv hari Sabtu (9 Maret 2024) untuk menuntut Pemilu dan pembebasan sandera yang diculik oleh pejuang Hamas.
🚨BREAKING: TEL AVIV.
A huge demonstration, the largest in Tel Aviv, demanding the overthrow of the government. pic.twitter.com/LdCpPWW1WJ
— Suppressed Voice. (@SuppressedNws) March 9, 2024
Demonstran meneriakkan “Pemilu sekarang!” dan “Bawa kembali para sandera sekarang!” bergema dengan teriakan menuntut Benjamin Netanyahu mundur karena setelah lima bulan gagal menyelesaikan perang di Gaza.
Mereka berkumpul dengan mengenakan kemeja dan membawa spanduk yang menampilkan nama dan foto sandera yang disandera Hamas pada 7 Oktober, menyerukan tindakan segera untuk menyelamatkan mereka.
Beberapa pengunjuk rasa menyerukan gencatan senjata segera, namun sikap tersebut sejauh ini ditolak oleh pemerintahan Netanyahu, dengan mengatakan hal itu akan memberikan kemenangan bagi Hamas.
Menurut Kementerian Kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas, Setidaknya 31.045 warga Palestina telah terbunuh dan 72.654 terluka dalam serangan ‘Israel’ di Gaza sejak 7 Oktober serangan balik ‘Israel’ telah menewaskan lebih dari 30.960 orang di Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
PM ‘Israel’ menerima pukulan baru minggu ini ketika penyelidikan menemukan bahwa dia “bertanggung jawab secara pribadi” atas penyerbuan pada tahun 2021 di ‘Israel’ utara yang menewaskan 45 orang Yahudi.
Namun, dalam tanggapannya, Partai Likud pimpinan Netanyahu mengkritik penyelidikan tersebut karena bermotif politik.
(Hidayatullah)