Menteri Luar Negeri Mesir, Ahmed Aboul Gheit, memperkiraan masa depan kesepakatan damai antara Israel dan Otoritas Palestina akan menelan biaya puluhan miliar dolar. Tepatnya antara $40 sampai $50 juta. Menurutnya, uang itu akan digunakan untuk memastikan berdirinya negara Palestina baru yang berkelanjutan.
Berbicara melalui kantor berita resmi Kairo, Aboul Gheit mengatakan, jumlah tersebut akan memungkinkan negara Palestina untuk menopang dirinya sendiri, dan menawarkan kepada rakyat Palestina kompensasi atas tanah yang hilang.
"Perjanjian perdamaian antara Israel-Palestina yang pertama dan utama adalah untuk kepentingan terbaik dari kedua belah pihak, tetapi merupakan prioritas bagi wilayah sekitar juga," katanya.
Dengan mengacu pada pemukiman yang tak pasti, Aboul Gheit mengatakan bahwa tujuan dari semua pertemua itu adalah "tes pertama yang sesungguhnya untukIsrael."
Isu ini, menurutnya, bisa menjadi akhir negosiasi jika tidak ditangani dengan benar, karena "rakyat Palestina siap untuk menghentikan pembicaraan jika pembangunan pemukiman terus berlangsung." .
"Saya telah mendengar banyak hal yang baik tentang niat baik dari para pejabat senior Israel, tapi itu harus diterjemahkan ke dalam negosiasi," pungkasnya.
Satu hal yang harus ditanyakan kepada Aboul Gheit; apakah benar 50 juta dollar Amerika itu layak untuk menukar sejengkal pun tanah Palestina? (sa/ynet)