2. Kota Suci Tiga Agama
Bagi umat Islam, Masjid Al-Aqsa merupakan tempat suci ketiga setelah Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Kompleks Masjid Al-Aqsa diyakini sebagai tempat Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wasallam melakukan peristiwa Isra’ dan Mi’raj.
Sementara, Orang-orang Yahudi percaya bahwa kompleks itu adalah Kuil Sulaiman yang pernah ada, namun hukum Yahudi dan Rabbi Israel melarang orang Yahudi untuk masuk ke dalam masjid Al-Aqsa dan berdoa di sana, karena perbedaan keyakinan dengan Islam.
Tembok Ratapan yang berada di sebelah barat Al-Aqsa dikenal sebagai tempat suci bagi orang-orang Yahudi, dan diyakini sebagai sisa terakhir Kuil Sulaiman Kedua. Sementara umat Islam menyebutnya sebagai Tembok Burhan dan percaya di sanalah Nabi Muhammad mengikat Buraq dalam peristiwa Isra’ dan Miraj.
3. Status Quo
Sejak 1967, Yordania dan Israel sepakat bahwa umat Islam akan memiliki kendali atas masalah-masalah di dalam kompleks tersebut, sementara Israel akan mengendalikan diluar kompleks Al-Aqsa. Orang-orang non-Muslim diizinkan masuk ke tempat itu selama jam kunjungan, tapi tidak diizinkan untuk beribadah di dalam kompleks.
Namun, gerakan-gerakan Yahudi Ortodhox mengecam kesepakatan tersebut. Mereka menentang larangan itu dan berusaha untuk terus masuk ke kompleks Al-Aqsa dan berusaha membangun kembali kuil Yahudi ketiga di dalam kompleks tersebut.
Kelompok tersebut didanai oleh anggota parlemen Israel, meski mengklaim keinginan untuk mempertahankan status quo di lokasi tersebut.
Saat ini, pasukan Israel secara rutin mengizinkan kelompok-kelompok tersebut untuk memasuki kompleks Al-Aqsa yang membuat ketakutan bagi orang-orang Palestina atas pengambilalihan Israel atas kompleks tersebut.