Eramuslim – Pertengan Juli lalu, umat Islam di dunia dihebohkan dengan sikap congkap penjajah Zionis Israel yang sengaja menutup komplek Masjid Al Aqsha bagi kaum Muslimin.
Penutupan Al Aqsha terjadi akibat serangan 14 Juli yang berakhir dengan kematian dua pasukan penjajah Yahudi dan tiga warga Palestina. Israel kemudian menutup situs tersebut untuk sholat Jum’at dan membuka kembali hari Minggu dengan aturan baru, termasuk detektor logam dan kamera tambahan, di pintu masuk kompleks.
Warga Muslim Palestina menolak memasuki kompleks Masjid Al Aqsha sampai Israel menghapus aturan baru tersebut, yang dipandang sebagai tindakan terbaru oleh Israel untuk menguasai dan me-Yahudisasi kota. Sudah lebih dari sepekan kaum Muslim Palestina sholat di luar gerbang Masjid Al Aqsha untuk menyatakan protes.
Selama Shalat Jum’at pada 21 Juli, ribuan orang Palestina keluar untuk sholat di jalan-jalan di luar Gerbang Singa (Lion’s Gate), salah satu pintu masuk ke Kota Tua. Ketegangan berkecamuk setelah unjuk rasa damai ditindas dengan brutal oleh pasukan penjajah Israel, mengakibatkan ratusan korban luka-luka. Empat orang Muslim Palestina sejauh ini telah ditembak mati di Yerusalem Timur yang diduduki dan Tepi Barat, yang salah satunya ditembak oleh seorang pemukim Yahudi Israel.
Berikut ini adalah rincian mengapa kompleks Masjid Al Aqsa merupakan titik pertikaian yang konstan dalam konflik Palestina-Israel.
Apa itu Masjid al Aqsha dan mengapa Masjid al Aqsha penting?
Al-Aqsa adalah nama masjid berkubah perak di dalam kompleks seluas 35 hektar yang disebut al-Haram al-Sharif, atau Tempat Suci, oleh umat Islam, dan diklaim sebagai Bukit Kuil (Temple Mount) oleh Yahudi. Kompleks ini terletak di Kota Tua Yerusalem (Al Quds), yang telah ditetapkan sebagai situs Warisan Dunia oleh badan budaya PBB, UNESCO, dan penting bagi tiga agama Ibrahim.