Dua puluh dua kelompok agama dan amal menyerukan Uni Eropa untuk melarang produk yang dibuat oleh pemukim Israel di wilayah-wilayah pendudukan, mengatakan boikot akan membuat ekonomi para pemukim yang tinggal di sana melemah.
Uni Eropa adalah pasar terbesar bagi Israel dan telah mengimpor 15 kali lebih banyak dari pemukim Israel di Tepi Baratdaripada dari Palestina, kata sekelompok 22 LSM mengatakan Selasa kemarin (30/10).
“Konsumen Eropa tanpa disadari mendukung pemukiman ilegal dan melakukan pelanggaran hak asasi manusia,” kata kelompok itu dalam sebuah laporan yang menyerukan larangan atau setidaknya aturan pelabelan yang ketat terhadap produk pemukian Yahudi di wilayah pendudukan.
Uni Eropa sendiri mengatakan pemukiman Israel dibangun di atas tanah yang dicaplok pada tahun 1967 adalah ilegal berdasarkan hukum internasional.
Namun LSM mengatakan Uni Eropa justru mengkonsumsi kosmetik Israel, kurma, herbal dan produk lain yang dibuat di daerah pemukim di wilayah pendudukan sehingga merusak posisi Uni Eropa.
22 LSM termasuk Christian Aid, Ireland’s Trocaire, Gereja Methodist di Inggris, Gereja Swedia, France’s Terre Solidaire dan Jerman medico internasional.
LSM agama lain di Finlandia, Norwegia, Belanda, Denmark, Belgia dan Swiss juga ikut ambil bagian.
Laporan itu mendesak aturan pelabelan yang lebih jelas untuk membantu konsumen mengidentifikasi asal produk. Aturan tersebut sudah ada di Denmark dan Inggris.
Namun LSM mengatakan solusi yang lebih efektif adalah memberlakukan larangan pada semua produk pemukim yang berasal dari wilayah pendudukan.(fq/reu)