Sebanyak 120 anggota parlemen dan politisi Eropa menandatangani petisi menuntut diakhirinya blokade di Jalur Gaza dan meminta Israel untuk menghormati hukum internasional dan hak asasi manusia warga Palestina.
Menurut anggota kampanye Eropa untuk pembebasan Blokade Gaza, Rami Abduh, mengatakan “anggota parlemen Eropa yang ikut menandatangani petisi ini menyerukan masyarakat internasional untuk mengakhiri pengepungan di Jalur Gaza yang telah berlangsung 7 tahun lamanya,” seperti dilansir kantor berita Anatolia turki.
Rami Abduh menjelaskan bahwa petisi tersebut akan diserahkan kepada Komisi Uni Eropa, para Menteri Luar Negeri Uni Eropa, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa , dan organisasi hak asasi manusia internasional.
Krisis di Jalur Gaza telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir akibat penutupan terowongan bawah tanah dan penutupan regular pintu perlintasan Rafah dan pintu perlintasan Israel.
Petisi juga mendesak pemerintah Mesir untuk memudahkan perjalanan warga Jalur Gaza melalui perbatasan Rafah, dan memastikan masuknya bahan pokok makanan, bangunan dan kesehatan ke Jalur Gaza.
Sebanyak 120 anggota parlemen dan politisi Eropa dari 14 negara, termasuk Inggris, Spanyol, Belgia, Perancis dan Irlandia telah menandatangani petisi yang berisi data penderitaan penduduk Jalur Gaza dan efek ekonomi akibat pengepungan tujuh tahun oleh Israel.
Sebelumnya Gerakan Kampanye Pembebasan Gaza yang berbasis di ibukota Belgia, Brussels, telah mengadakan pertemuan di ibukota London, Inggris, pada hari Sabtu (10/05) kemarin membahas mekanisme memecahkan pengepungan di Jalur Gaza. Hasil pertemuan tersebut rencananya akan di umumkan pada konferensi pers yang akan digelar hari Senin (12/05) ini.
Tercatat sekitar 39% dari 1,8 juta penduduk Gaza menganggur akibat blokade yang dilakukan pemerintah Israel, menurut data Kementerian Ekonomi Palestina tahun 2013 lalu. (Rassd/Ram)